Mohon tunggu...
Indrato Sumantoro
Indrato Sumantoro Mohon Tunggu... Insinyur - Pengamat Aspal Buton

Lulusan Teknik Kimia ITB tahun 1976 Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Aspal Buton untuk Indonesia Maju

26 November 2019   11:28 Diperbarui: 27 November 2019   09:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jateng.antaranews.com

Kabinet Indonesia Maju sudah terbentuk dan sudah bekerja. Dalam memperkenalkan para Menteri dan pejabat setingkat Menteri, Bapak Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan, antara lain bahwa "Tidak ada visi dan misi Menteri selain visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden". Apa visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden ? Adapun visi Jokowi - Ma'ruf adalah " Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong". Dan misi yang bisa dikaitkan dengan aspal Buton adalah misi butir 2; yaitu Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing. Dimana terdiri dari beberapa bagian; yaitu:

  • Memantapkan Penyelenggaraan Sistim Ekonomi Nasional yang berlandaskan Pancasila.
  • Meningkatkan Nilai Tambah Dari Pemanfaatan Infrastruktur.
  • Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Infrastruktur Pendukungnya Untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0.
  • Mengembangkan Sektor - sektor Ekonomi Baru.
  • Mempertajam Reformasi Struktural dan Fiskal
  • Mengembangkan Reformasi Ketenagakerjaan.

Yang menarik untuk kita cermati bersama dari visi Jokowi - Ma'ruf ini adalah bahwa visi ini merupakan pengembangan dari konsep "Trisakti" yang sudah digagas oleh Proklamator Indonesia Presiden Soekarno. Adapun konsep "Trisakti" yang dimaksud adalah:

  • Berdaulat di Bidang Politik.
  • Berdikari di Bidang Ekonomi.
  • Berkepribadian dalam Budaya.

Setelah 74 tahun Indonesia merdeka, konsep "Trisakti" ini merasa perlu untuk diperbarui roh dan semangatnya agar dampaknya akan lebih fokus dan terarah lagi; yaitu dengan menambahkan kata-kata "Indonesia Maju", dan "Gotong Royong". Mungkin konsep "Trisakti"  sudah diupayakan semaksimal mungkin selama ini, tetapi hasil yang sudah dicapai masih terasa belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu perlu ditambahkan kata-kata "Indonesia Maju" dan "Gotong Royong", karena inti permasalahan Bangsa adalah bahwa perekonomian Indonesia selama ini telah berjalan di tempat, atau kalau boleh dikatakan "mundur".

Dan dengan demikian "impian" atau visi yang ingin dicapai Jokowi - Ma'ruf adalah perekonomian yang berkembang pesat alias "Indonesia maju"; yaitu perekonomian yang jauh lebih baik dari pada perekonomian tahun-tahun yang sebelumnya. Atas dasar inilah, maka Kabinet yang baru saja dilantik diberi nama "Kabinet Indonesia Maju".

Permasalahan dasar lain yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama; adalah kurang adanya kerjasama atau sinergi diantara instansi-instansi pemerintahan, sehingga hasil yang sudah dicapai masih dianggap masih belum maksimal. Pak Jokowi sudah menegaskan dalam pidatonya mengenai "Visi Indonesia" bahwa: "Jangan pernah ragu untuk maju, karena kita mampu jika bersatu". Hal ini dapat diintepretasikan bahwa dengan adanya kata "Gotong Royong" dalam visi Jokowi -- Ma'ruf ini adalah untuk menegaskan lagi bahwa tanpa adanya persatuan, gotong royong, dan kerjasama demi mencapai tujuan satu visi dan misi di antara para Menteri pak Jokowi, maka mustahil cita-cita "Indonesia Maju" akan dapat tercapai.

Dan apabila jajaran pemeritahan yang berada di bawah Pak Jokowi semuanya sudah sepakat dan berkomitmen penuh mengenai hal ini, maka tercapainya "Indonesia Maju" hanya tinggal menunggu waktu saja. Bisa cepat atau bisa lama. Hal ini sangat bergantung dari besarnya keyakinan kita semua bahwa kita akan mampu jika bersatu untuk mencapai satu visi dan misi.

Visi dan Misi Jokowi-Ma'ruf ini dapat kita rangkum sebagai berikut:

  • Indonesia maju bisa tercapai apabila perekonomian berkembang.
  • Perekonomian berkembang apabila defisit anggaran belanja negara dapat dikurangi.
  • Defisit anggaran belanja negara dapat dikurangi dengan mengsubstitusi produk-produk impor dengan produk-produk lokal.
  • Dengan mengsubstitusi produk-produk impor dengan produk-produk lokal, maka akan menciptakan banyak lapangan kerja.
  • Dengan terciptanya banyak lapangan kerja, maka daya beli masyarakat akan meningkat, sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi.

Pertanyaannya sekarang adalah produk-produk impor apa saja yang dapat digantikan oleh produk-produk lokal, dan yang juga sekaligus akan menciptakan banyak lapangan kerja ?. Dengan catatan bahwa target "Indonesia Maju" ini harus mampu dicapai dalam kurun waktu 5 tahun pemerintahan Pak Jokowi periode ke 2 pada tahun 2019 - 2024.

Presiden Joko Widodo telah menyampaikan pidato kenegaraannya usai dilantik pada Ahad, 20 Oktober 2019 yang lalu. Beliau mencanangkan 5 program yang akan dikerjakan.

Adapun ke 5 program kerja tersebut adalah sebagai berikut:

  • Pembangunan Sumber Daya Manusia.
  • Pembangunan Infrastruktur.
  • Penyederhanaan Regulasi.
  • Penyederhanaan Birokrasi dan Investasi.
  • Transformasi Ekonomi.

Apabila kita sinergikan antara visi, misi, dan program kerja Pak Jokowi di atas, maka sudah jelas bahwa para Menteri "Kabinet Indonesia Maju" harus mampu bekerja ekstra keras, cerdas, dan tuntas sepenuh hati. Seluruh daya dan upaya harus diniatkan untuk kepentingan rakyat Indonesia semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun