Mohon tunggu...
Indrato Sumantoro
Indrato Sumantoro Mohon Tunggu... Insinyur - Pengamat Aspal Buton

Lulusan Teknik Kimia ITB tahun 1976 Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Mampukah Aspal Buton Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri?

28 September 2018   09:25 Diperbarui: 1 Oktober 2018   05:33 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sudah 73 tahun merdeka, dan sudah 7 kali ganti Presiden, tetapi mirisnya aspal Buton masih belum mampu menjadi "Tuan Rumah di Negeri Sendiri". Mengapa ? Ayo... Mari kita cari tahu apakah aspal Buton mampu menggantikan aspal minyak impor, dan menjadi "Tuan Rumah di Negeri Sendiri".

Aspal Buton adalah bahan tambang yang berbentuk batu-batuan dimana di dalam pori-pori batuan tersebut terdapat aspal alam atau yang biasa disebut juga sebagai bitumen. Kandungan bitumen di dalam pori-pori batuan ini sangat bervariasi dan bergantung dari lokasi tempat penambangannya. Secara umum dapat kita sebutkan bahwa kandungan rata-rata bitumen dari aspal Buton adalah sebesar 20 %. Aspal Buton pada saat ini diproses dengan berbagai metoda untuk dapat menggantikan aspal minyak impor. Tetapi sangat disayangkan, teknologi yang digunakan masih umum, sehingga penggunaan aspal Buton dalam bentuk granular dan semi ekstraksi sekarang ini jumlahnya tidak lebih dari 100 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan aspal di dalam negeri adalah 1,5 juta ton per tahun, dimana sebesar 1 juta ton per tahun masih harus diimpor. Jadi permasalahan terbesar aspal Buton pada saat ini adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan produksi aspal Buton dari 100 ribu ton per tahun menjadi 1 juta ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan aspal di dalam negeri ?

Untuk memenuhi kebutuhan aspal di dalam negeri, dan sekaligus menghentikan impor aspal minyak, hanya ada satu cara, dan tidak ada cara lain, kecuali aspal Buton harus diproses secara ekstraksi. Teknologi canggih ekstraksi aspal Buton ini sekarang sudah ada. Proses ekstraksi adalah proses pemisahan kandungan bitumen yang terdapat di dalam pori - pori batuan dari batu - batuan pengikatnya. Dengan demikian melalui proses ekstraksi ini akan diperoleh hasil bitumen murni atau aspal alam cair, dan produk samping yang berupa batu gamping. Dengan asumsi kandungan rata - rata bitumen adalah 20 %, maka apabila dalam 1 tahun 1 buah Pabrik Ekstraksi dapat mengolah 1 juta ton bahan baku batuan aspal Buton, maka aspal Buton ekstraksi yang akan dihasilkan adalah sebesar 200.000 ton per tahun. Sedangkan kita butuh 1 juta ton aspal Buton ekstraksi per tahun untuk menggantikan aspal minyak impor. Dengan demikian kita harus membangun sebanyak 5 buah Pabrik Ekstraksi yang masing-masing berkapasitas 200.000 ton aspal Buton ekstraksi per tahun. Jadi berapa banyak bahan baku batuan aspal Buton per tahun yang akan dibutuhkan untuk menghasilkan 1 juta ton aspal Buton ekstraksi per tahun ? Bahan baku batuan aspal Buton yang dibutuhkan per tahun adalah sebanyak 5 juta ton. Coba kita bayangkan seberapa banyaknya 5 juta ton bahan baku batuan aspal Buton per tahun, atau 16.666 ton per hari itu. Bagaimana cara kita dapat membayangkan jumlah yang sebesar ini ? Apabila muatan 1 buah dump truck adalah 20 ton, maka untuk menyediakan 16.666 ton bahan baku aspal Buton per hari dibutuhkankan kurang lebih 833 buah dump truck. Dan kalau kita asumsikan dalam 1 hari 1 buah dump truck bisa 4 kali mengantarkan bahan baku batuan aspal Buton dari tempat penambangan ke Pabrik Ekstraksi, maka diperlukan dump truck minimal sejumlah 208 buah.

Kesimpulannya, untuk menyediakan bahan baku batuan aspal Buton per hari saja dibutuhkan minimal sebanyak 208 buah dump truck. Bagaimana dengan kebutuhan alat-alat berat lainnya untuk mendukung pekerjaan penambangannya ? Bagaimana dengan pengadaan bahan bakarnya ? Bagaimana dengan pengadaan supir, operator, montir, tenaga kerja dan sarana-sarana pendukung operasi lainnya ? Bagaimana dengan pengadaan transportasi, konsumsi dan akomodasinya ? Dan masih banyak lagi hal-hal lainnya yang harus disediakan. Jadi bisa kita bayangkan betapa akan sibuknya pulau Buton nanti dengan adanya industri aspal Buton ini. Tentu saja harus dibangun jalan-jalan baru dan infrastruktur-infrastruktur baru yang jumlahnya tidak sedikit. Mungkin kita sekarang ini belum bisa membayangkan apa dan bagaimana semuanya ini akan bisa terjadi. Tetapi dengan melaksanakannya selangkah demi selangkah, maka banyak hal-hal yang sebelumnya tidak bisa kita bayangkan pada saat ini, ternyata akan bisa benar-benar terjadi begitu saja.

Untuk mencapai target produksi 1 juta ton aspal Buton ekstraksi per tahun diperlukan perencanaan yang terintegrasi sehingga prosesnya sejalan dengan rencana Pembangunan Pulau Buton secara menyeluruh, dan berkesinambungan. Kita harus membangun pulau Buton menjadi sebuah Kawasan Industri aspal Buton yang berwawasan lingkungan dan harmoni dengan masyarakat tempatan. Jadi jangan sampai berkah yang melimpah dari industri aspal Buton ini hanya akan dapat dinikmati oleh segelintir orang - orang tertentu saja. Tetapi harus juga dapat dinikmati oleh semua orang - orang yang tinggal di pulau Buton dan sekitarnya. Bahkan dampak peningkatan ekonominya harus juga dapat dirasakan dan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.  

Oleh karena untuk memenuhi kebutuhan aspal Buton ekstraksi sebesar 1 juta ton per tahun diperlukan 5 buah Pabrik Ekstraksi yang masing-masing berkapasitas 200.000 ton per tahun, maka pembangunan Pabrik - pabrik Ekstraksi ini harus dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan dibangun 1 buah Pabrik Ekstraksi dulu, dan setelah Pabrik Ekstraksi pertama sudah beroperasi dengan baik selama 1 tahun, maka akan direncanakan pembangunan Pabrik Ekstraksi tahap kedua, dan begitu seterusnya sampai 5 buah Pabrik Ekstraksi semuanya selesai dibangun. Pertimbangan - pertimbangan strategis dan ekonomis yang harus diperhitungkan adalah apabila kebutuhan aspal di dalam negeri semakin meningkat dan harga minyak bumi pun semakin tinggi, maka untuk meminimalkan kita masih harus mengimpor aspal minyak, maka kita wajib melakukan percepatan pembangunan Pabrik - pabrik Ekstraksi ini, atau memperbesar kapasitas produksinya. Untuk itu diperlukan perencanaan dan pengkajian yang seksama guna memastikan hasil yang akan diperoleh Bangsa dan Negara Indonesia adalah yang terbaik bagi rakyatnya.    

Secara garis besar dapat kita asumsikan kalau harga aspal minyak impor sekarang ini adalah US$ 560 per ton, dan harga aspal Buton ekstraksi diproyeksikan US$ 400 per ton, maka kita akan dapat menghemat sebesar US$ 160 per ton. Ini bukan jumlah yang sedikit, karena apabila Indonesia mengimpor aspal minyak sebesar 1 juta ton per tahun, maka apabila kita menggunakan aspal Buton ekstraksi, secara total kita akan dapat menghemat sebesar US$ 160 juta per tahun. Dan yang paling penting dan utama sebenarnya adalah kita tidak perlu lagi mengimpor aspal minyak, sehingga perputaran uang dari hasil keuntungan produksi aspal Buton ekstraksi ini akan dapat dimanfaatkan untuk menyediakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Cita-cita untuk menjadikan aspal Buton sebagai "Tuan Rumah di Negeri Sendiri" tidak bisa dilakukan secepat kita membalikkan telapak tangan. Semua tahapan - tahapan memerlukan proses. Dan Katalis yang paling penting dan sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses - proses ini adalah "Kemauan Politik" dari Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden untuk segera menghentikan aspal minyak impor dan menggantikannya dengan asal Buton ekstraksi. Berhubung sekarang ini adalah Tahun Politik dimana akan dilakukan Pemilihan Umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru periode tahun 2019 - 2024, maka proses awal, pertama, dan utama yang harus rakyat Indonesia lakukan bersama-sama adalah memilih Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang benar-benar jujur dan tulus mencintai aspal Buton untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Aspal Buton adalah aset Bangsa dan Negara yang selama ini terlupakan. Bersama ini rakyat Indonesia ingin mengingatkan kepada Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden bahwa aspal Buton sudah menantikan "BAKTI" Bapak - bapak hampir 1 abad lamanya untuk dapat menjadi "Tuan Rumah di Negeri Sendiri". Oleh karena itu, rakyat Indonesia mohon dengan sangat agar Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden kali ini tidak akan mengecewakan harapan rakyat Indonesia yang sudah memilih Bapak - bapak sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode tahun 2019 - 2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun