Mohon tunggu...
indra sinaga
indra sinaga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekancan

29 Maret 2019   20:23 Diperbarui: 29 Maret 2019   20:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

M

entari begitu terang menyinari bumi ini emberikan efek terbakar saat menembus permukaan baju dan mengenai kulit. Pelajaran olahraga kali ini adalah permainan bola besar. Pasti tak asing lagi di telinga kalian ketika mendengar nama permainan ini.

   Bola yang sekelingnya ada empat garis berwarna hitam serta dengan warna dasar oranye. Sekilas saat sedang haus melihat bola ini sama seperti melihat sebuah jeruk.

   Setelah melakukan pegambilan nilai praktek, kami diberikan waktu istirahat.
Dengan cepat aku melesat pergi ke kantin, aroma sejuk dan dingin dari dalam kulkas langsung menyentuh kulit. Kuambil sebotol air mineral dan langsung meminumnya, rasanya begitu nikmat saat segerombolan air yang lewat melalui tenggorakkanku ini memberikan sensasi yang begitu dingin.

Dengan mengeluarkan uang sepuluh ribu, aku pergi keluar kantin.
"Okta, main basket tuh."
"Iya,"
Aku berjalan melalui koridor kelas yang mengarah langsung ke lapangan basket.

   Mataku tertuju kepada orang yang ada di depanku, ia sedang menonton permainan basket yang ada di depannya.
"Eh, Dek. Bisa tolong kasihin minum ke orang itu. Jangan bilang dari saya, tapi bilang aja dari kamu ya," mintaku padanya.
"Oke kak," balasnya.

   Aku melanjutkan langkah kaki ini menuju kelasku. Lelah. Itulah yang kurasakan kini. Aku merebahkan badanku ke kursi setidaknya rasa lelah ini bisa berkurang sedikit.

***

   Langit begitu biru namun setelah beberapa saat semuanya berubah. Tiba-tiba saja angin bertiup dengan sangat kencang, menerbangkan daun-daun dari pohon dan langit begitu gelap sehingga membuat aroma mistis yang terasa begitu kental.

   Aku langsung menambah kecepatan untuk berlari, tetes demi tetesan mulai berjatuhan. Semakin lama tetesan itu semakin cepat dan sebuah kilatan tajam melintas di depan mataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun