Mohon tunggu...
Drs. Tiardja Indrapradja
Drs. Tiardja Indrapradja Mohon Tunggu... Wiraswasta - pensiunan

Seorang ayah dengan lima orang anak yang sudah dewasa [Puteri sulung saya telah meninggal pada tahun 2016 karena penyakit kanker]. Lulusan FEUI, dan pernah mengajar di FISIP UI 1977-akhir abad ke-20 sebagai dosen luarbiasa di jurusan administrasi [niaga]. Sekarang menangani empat situs/blog dalam hal evangelisasi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemimpin Yang Efektif Adalah Seorang Pendengar Yang Baik

26 Mei 2014   23:50 Diperbarui: 4 Desember 2015   16:08 3718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

3. Berikanlah kepada sang pembicara perhatian anda yang tidak terbagi-bagi, dan buatlah catatan yang diperlukan. Anda harus kelihatan dan bertindak sebagai seorang yang menaruh minat. Jangan membaca surat dll. selagi orang lain berbicara kepada anda. Dengarkanlah untuk mengerti, bukan untuk menentang. Hindarilah segala macam pelanturan (distractions) dan/atau lawanlah godaan untuk terwujudnya pelanturan.

4. Ciptakanlah suatu suasana untuk mendengarkan secara positif. Tunjukkanlah kepada lawan bicara anda bahwa anda mau mendengarkan. Buatlah dia agar tidak tegang (Put the talker at ease). Bantulah dia juga agar merasa bebas  untuk berbicara. Seringkali hal ini disebut “being open” atau “permissive environment”. Anda harus bersifat rileks dan membuat lawan bicara anda juga bersikap demikian.

5. Dengarkanlah segala hal yang dikomunikasikan; fakta, perasaan-perasaan,  emosi-emosi dan kesan-kesan. Jika mau bereaksi, maka anda harus bereaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh pihak lawan bicara, bukan terhadap pribadinya. Mintalah umpan balik (feed back) untuk mengecek pemahaman anda.

6. Singkirkanlah kebingungan atau pelanturan. Jangan mencoret-coret kertas, mengetuk- ngetuk dengan pensil atau mencampur adukkan kertas selagi orang berbicara kepada  anda. Apakah anda akan lebih mempunyai keheningan yang diperlukan apabila anda menutup pintu ruangan?

7. Perhatikanlah pandangan lawan bicara anda. Cobalah untuk menempatkan diri anda pada  posisi  orang lain itu (empati) sehingga  anda dapat melihat hal-hal dari sudut pandangannya.

8. Janganlah tindakan-tindakan fisik anda membuat sang pembicara menjadi jera. Memandang jauh lewat jendela, memalingkan muka, atau memperlihatkan “tampang nggak setuju” anda tentunya akan menyebabkan dia merubah pembicaraannya atau mengakhirinya dengan tiba-tiba.

9. Sabarlah. Sediakanlah waktu yang cukup. Jangan interupsi. Jangan mendekati pintu atau  pergi, seandainya pertemuan dilakukan dalam ruang kantor.

10. Jagalah perangai anda. Seorang yang sedang marah akan salah dalam menangkap arti  kata-kata. Jagalah diri anda agar anda tidak cepat-cepat memberi penilaian.

11. Lemah lembutlah terhadap argumen dan kritik. Jangan membuat orang lain menjadi defensif dan menjadi marah. Jangan berargumentasi karena sekalipun anda menang, anda tetap kalah.

12. Bertanyalah kepada lawan bicara anda. Hal ini mendorong dia dan menunjukkan kepadanya bahwa anda sedang mendengarkan. Dengan demikian sang pembicara akan mampu mengembangkan posisinya lebih lanjut.

13. Seandainya terdapat kesalahpahaman, paksalah diri anda untuk menempati posisinya (berbela rasa dan berempati). Dengarkanlah dia secara obyektif. Nyatakanlah kembali dan pertahankanlah posisi yang anda tidak setujui tadi. Ini tidaklah berarti bahwa anda mengubah pikiran anda, tetapi dengan cara begini anda akan menjelaskan kesalahpahaman. Juga anda akan mempertimbangkan informasi yang barangkali sebelumnya anda telah hindari dalam mempertahankan posisi anda sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun