Dunia pendakian Indonesia kembali berduka. Sabtu, 1 Maret 2025, dua orang pendaki senior yakni Ibu Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat pendakian puncak Cartenz 4884 mdpl di Papua. Berdasarkan laporan mereka meninggal dunia akibat terserang  gejala Acute Mountain Sickness (AMS) yang biasa menyerang pendaki dipegunungan apalagi saat cuaca dingin, badai tak bersahabat. Kejadian ini menambah daftar panjang korban kematian pendakian gunung di Indonesia.
Peristiwa yang cukup banyak menelan korban jiwa terjadi pada tanggal 2 Desember 2023 di Sumatera Barat. Sebanyak 24 orang pendaki meregang nyawa akibat erupsi Gunung Marapi. Kejadian ini menjadi perhatian media nasional maupun internasional. Akibat peristiwa tersebut pendakian Gunung Marapi sampai saat ini masih ditutup. Kabar terakhir sepertinya akan ditutup permanen karena aktivitas vulkanik gunung Marapi tidak dapat diprediksi.
Saat sekarang ini, kegiatan mendaki gunung tidak lagi dimonopoli  oleh komunitas atau mahasiswa pecinta alam saja. Semua kalangan, dari remaja sampai yang tua, bahkan anak-anak dan balita serta ibu-ibu sosialita menjadikan aktivitas mendaki gunung bagian dari agenda wisata. Salah satu pemicu adalah cepatnya perkembangan teknologi informasi terutama melalui media sosial Facebook, Instagram dan lain sebagainya.
Boomingnya film 5 Cm yang rilis tahun 2012, hasil besutan sutradara Rizal Mantovani yang dibintangi oleh Raline Shah, Fedi Nuril, Saykoji dan Pevita Pearce yang bercerita tentang pendakian Gunung Semeru di Jawa Timur, menjadi salah satu penyebab meningkatnya minat masyarakat untuk mendaki gunung.
Disatu sisi, maraknya wisata mendaki gunung ini patut disyukuri. Multipel effectnya cukup banyak dirasakan. Mulai dari bergeraknya UMKM disekitar lokasi, usaha transportasi, homestay dan penginapan serta toko-toko yang menjual dan menyewakan  alat-alat outdoor,  tumbuh dengan pesat. Namun disisi lain perlu menjadi perhatian semua kita bahwa aktivitas mendaki gunung bukanlah rekreasi biasa. Sejatinya kegiatan mendaki gunung adalah olahraga yang memiliki resiko cukup tinggi. Selain harus didukung dengan kekuatan fisik, namun juga didukung dengan perlengkapan yang memenuhi standar minimal serta pengetahuan dasar tentang survival di alam bebas.Â
Penulis sangat memberikan apresiasi terhadap pengelolaan pendakian gunung Semeru di Jawa Timur. Begitu terkelola dengan sangat baik. Sebelum memulai aktivitas, seluruh pendaki dikumpulkan dan dibreafing tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pendakian. Mulai dari jalur, shelter, serta apa-apa yang terlarang untuk dilakukan. Hal ini tentunya akan meningkatkan pemahaman para pendaki dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan selama melakukan pendakian.
Harapan besar kita tentu kepada Pemerintah, yang dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sebagai pengelola kawasan konservasi seperti cagar alam, suaka marga satwa serta taman wisata alam untuk menyusun regulasi, SOP yang dapat diterapkan disemua kawasan wisata pendakian gunung di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI