Pernahkah berada di posisi sudah menemukan sosok pasangan/gebetan ideal. Seakan dirinya adalah cinta terakhir namun tiba-tiba si pasangan/gebetan mulai berubah, menjauh dan perlahan menghilang?
Istilah beken saat ini adalah terkena ghosting. Ibarat hantu, sosok yang kita idamkan muncul mengisi hati namun bisa menghilang seperti hantu. Ada yang hilang dengan permisi namun lebih banyak menghilang bak ditelan bumi.
Bagaimana rasanya jadi korban Ghosting?
Saya yakin ada yang meratapi nasib secara mendalam, ada yang menangis berhari-hari, berusaha mencari kejelasan status kepada si pasangan/gebetan atau bahkan ada yang biasa saja karena sudah kebal jadi korban ghosting.
Video di atas seakan menjadi perwakilan dari kita yang pernah atau saat ini tengah menjadi korban Ghosting. Saya teringat dengan kisah cinta sahabat saya.
Sahabat saya jatuh cinta dengan cewek di angkatan kami. Mereka sering jalan atau hang out berdua, teman saya bahkan rela menemani si pujaan hati ketika tengah sedih dan butuh teman curhat, mengajak kulineran di tempat yang enak meski ujungnya teman saya ini harus mengirit setelahnya serta berusaha membahagian si gebetan.
Saya dan beberapa teman angkatan mengganggap mereka pasangan cocok dan memiliki potensi lanjut ke jenjang lebih serius. Apa daya, perjuangan sahabat saya ini berakhir pilu. Si gadis pujaan memilih menjauh dan mendapat kabar dirinya balikan dengan mantan saat SMA dulu.
Teman saya ini menjadi galau bahkan dirinya sampai membuat sebuah lagu tentang kesedihan dan perjalanan cintanya. Menjadi korban ghosting ternyata tidak mengenakkan.
Sebenarnya korban ghosting tidak hanya melanda kaum perempuan saja. Ada banyak laki-laki yang juga menjadi korban ghosting oleh wanita yang disukainya. Biasanya ghosting ini terjadi karena muncul rasa bosan, tertarik dengan sosok lain hingga sebenarnya tidak ada rasa cinta dari oknum pelaku ghosting.
Jadi Korban Ghosting, Aku Harus Bagaimana?