Pasrah, itulah yang saya rasakan. Sesi ke-1 saya di peringkat ke 9 dan Sesi ke-2 memang lebih baik tapi di peringkat ke-6. Harapan saya kini bergantung pada rekan team saya untuk mendongkrak nilai.Â
Novi pun saya pantau mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Poin demi poin pun ia torehkan meski tetap bukan menjadi yang terbaik dari tiap sesi.Â
Yasudah, kami pasrah karena peluang masuk 4 besar yang berhak ke Semifinal sangat kecil. Menunggu hasil pun terasa kurang bergairah hingga saya pilih keluar mencari makan.Â
Tiba-tiba Novi rekan saya mengirimkan chat untuk persiapan semifinal. Kaget bukan kepalang karena harus persiapkan diri untuk Technical Meeting (TM) dan kondisi tempat tidak mendukung.Â
Ketika memasuki semifinal, hati kian dagdigdug, akan mati gaya jika salah atau tidak bisa menjawab pertanyaan. Namun pasrah saja toh ini cuma untuk mengisi waktu luang.Â
Sayang ada kendala saat di sesi saya. Pertanyaan yang sudah dipilih ternyata dari panitia tidak sengaja memunculkan jawaban untuk team pertama sesi kedua.Â
Agak sedih karena kebetulan pertanyaan yang diberitakan seputar soto surabaya yang saya tahu jawaban karena pernah mengkonsumsinya. Akhirnya soal peserta saya dan lawan pun harus diulang kembali.Â
Yasudah keputusan juri dan agar kompetisi fair seperti yang diharapkan. Bersyukurlah ada pertanyaan yang masih bisa saya jawab dan team saya mendapatkan skor 60. Meski gagal masuk final, tapi saya senang banget bisa terlibat dalam acara ini.Â
Keseruan lainnya, saya mencoba bermain game block yang tersedia di microsite Kompasianival. Seru juga permainan yang disediakan meski poin tidak mampu mengejar 10 peraih terbaik.Â
