Kondisi ini muncul karena orang tua tidak memiliki aset khususnya rumah sebagai tempat tinggal. Mau tidak mau dirinya pun harus menumpang pada anak atau kerabat.Â
Perlu motivasi diri untuk sekedar memiliki aset. Memang ada pandangan bahwa tanggungjawab orang tua adalah merawat dan memberikan hal terbaik pada anak.Â
Namun tingginya kasus dimana masa tua tidak memiliki tempat tinggal justru menciptakan permasalahan sosial. Ada orang tua yang harus tuna wisma atau menumpang pada anak dan kemudian berujung pindah ke Panti Jompo.Â
Rumah tidak harus besar. Meskipun hanya terbuat dari triplek atau gubuk sederhana namun setidaknya bisa untuk istirahat dan tidak terkena terik matahari dan hujan.Â
Ada kisah seorang nenek di desa saya. Dirinya tidak memiliki anak sehingga masa tuanya hidup sebatang kara. Beruntung dirinya sudah memiliki rumah sederhana sendiri.Â
Dirinya pun bisa tetap beraktivitas di lingkungan yang sudah dikenal dibandingkan menghabiskan masa tua di lingkungan baru seperti di Panti Jompo.Â
2. Jangan Terburu-Buru Dalam Hal Warisan
Teringat salah satu artikel yang dibuat Pak Rudy Gunawan tentang anak durhaka di Singapura yang tega mengusir ayahnya setelah mendapatkan warisan dan sang ayah sudah lanjut usia.Â
Tragisnya sang Ayah yang sudah renta beralih dari pengusaha sukses menjadi pengemis di pinggir jalan. Untunglah ada rekan bisnis yang mengenali dan dibantu Perdana Menteri Singapura saat itu.Â
Warisan yang semula kepada anak durhaka bisa dibatalkan dan membuat si Ayah bisa hidup sejahtera seperti semula (Artikel selengkapnya klik disini).Â
Berkaca pada kisah ini sejatinya orang tua jangan terlalu terburu-buru memberikan warisan pada anak. Mungkin ada pandangan, tidak mungkin anak saya setega itu.Â