Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Langkah Preventif agar Masa Tua Tidak Berakhir di Panti Jompo

7 November 2021   14:38 Diperbarui: 7 November 2021   14:50 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Tua Yang Bahagia Di Masa Tuanya | Sumber Kumparan.com

Kondisi ini muncul karena orang tua tidak memiliki aset khususnya rumah sebagai tempat tinggal. Mau tidak mau dirinya pun harus menumpang pada anak atau kerabat. 

Perlu motivasi diri untuk sekedar memiliki aset. Memang ada pandangan bahwa tanggungjawab orang tua adalah merawat dan memberikan hal terbaik pada anak. 

Namun tingginya kasus dimana masa tua tidak memiliki tempat tinggal justru menciptakan permasalahan sosial. Ada orang tua yang harus tuna wisma atau menumpang pada anak dan kemudian berujung pindah ke Panti Jompo. 

Rumah tidak harus besar. Meskipun hanya terbuat dari triplek atau gubuk sederhana namun setidaknya bisa untuk istirahat dan tidak terkena terik matahari dan hujan. 

Ada kisah seorang nenek di desa saya. Dirinya tidak memiliki anak sehingga masa tuanya hidup sebatang kara. Beruntung dirinya sudah memiliki rumah sederhana sendiri. 

Dirinya pun bisa tetap beraktivitas di lingkungan yang sudah dikenal dibandingkan menghabiskan masa tua di lingkungan baru seperti di Panti Jompo. 

2. Jangan Terburu-Buru Dalam Hal Warisan

Teringat salah satu artikel yang dibuat Pak Rudy Gunawan tentang anak durhaka di Singapura yang tega mengusir ayahnya setelah mendapatkan warisan dan sang ayah sudah lanjut usia. 

Tragisnya sang Ayah yang sudah renta beralih dari pengusaha sukses menjadi pengemis di pinggir jalan. Untunglah ada rekan bisnis yang mengenali dan dibantu Perdana Menteri Singapura saat itu. 

Warisan yang semula kepada anak durhaka bisa dibatalkan dan membuat si Ayah bisa hidup sejahtera seperti semula (Artikel selengkapnya klik disini). 

Berkaca pada kisah ini sejatinya orang tua jangan terlalu terburu-buru memberikan warisan pada anak. Mungkin ada pandangan, tidak mungkin anak saya setega itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun