Musik dan Olahraga adalah Sarana Pemersatu Bangsa
Ungkapan ini seringkali saya dengar dari para pemerhati musik dan olahraga. Ini semakin nyata ketika belakangan ini, masyarakat di tanah air kian dimanjakan dengan event olahraga baik skala nasional maupun internasional.Â
Olahraga skala internasional diantaranya Olimpiade musim panas sebagai pesta olahraga terbesar di dunia berhasil dilaksanakan pada Juli-Agustus 2021 kemudian disusul Paralimpiade pada Agustus-September 2021 yang diadakan di Jepang.Â
Selain itu ada event Bulu Tangkis Piala Sudirman yang diadakan di Finlandia pada 26 Sep 2021 - 3 Okt 2021.
Khusus ajang olahraga skala nasional saat ini tengah diselenggarakan PON XX di Papua pada Oktober 2021. Ajang ini diikuti sekitar 6.442 atlet dalam 56 cabang olahraga. Melalui motto Torang Bisa!, semangat olahraga kian menggelora.Â
Dalam ajang kompetisi olahraga, saya menilai setidaknya ada 3 pihak yang berpengaruh terhadap keberhasilan yaitu atlet itu sendiri, pelatih dan juga suporter atau pendukung.Â
Suporter memang memberi warna tersendiri karena seakan menjadi penyemangat bagi atlet. Suara dukungan suporter bahkan bisa menggetarkan lawan dan meningkatkan semangat untuk bisa jadi yang terbaik.Â
Saya sering terharu ketika membaca berita atau mendengar kisah perjuangan suporter yang rela menabung, pergi jauh dari daerah asal hanya untuk memberikan dukungan dan semangat untuk atlet atau club jagoan mereka.Â
Ironisnya tidak semua suporter menunjukan sikap yang baik. Masih ada oknum yang justru bertindak sebaliknya. Setidaknya ada beberapa catatan buruk dalam dunia olahraga yang justru diciptakan oleh ulah suporter.Â
Bentrok antar suporter sempat terjadi di laga Leicester City vs Napoli di matchday perdana Liga Europa pada September lalu. Bentrok ini bahkan terjadi sebelum dan sesudah pertandingan dimana terjadi baku hantam, saling lempar benda hingga saling kejar (Selengkapnya klik disini).
