Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Sadarkah] Penyandang Disabilitas Berhak Meraih Edukasi Tinggi

22 Juli 2021   09:10 Diperbarui: 22 Juli 2021   09:32 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Disabilitas Yang Mengikuti Kegiatan Pembelajaran. Sumber Liputan6.com

Tiba-tiba teringat dengan junior semasa kuliah. Seorang mahasiswi semester 1 yang berasal dari sebuah desa di Jawa Timur. Dirinya adalah penyandang disabilitas karena kondisi tulang kaki dan tangan tidak terbentuk sempurna. Untuk berjalan, mahasiswi ini membutuhkan bantuan kursi roda atau tongkat. 

Saat itu saya merekomendasikan mahasiswi ini menjadi salah satu perwakilan fakultas dalam ajang lomba karya tulis tingkat universitas untuk mahasiswa-mahasiswi baru. Ada momen sedih yang saya masih ingat hingga sekarang. 

Ketika saya mendampingi dan membimbing dirinya selama persiapam berkompetisi. Mahasiswi ini berterima kasih sudah berkenan menunjuk dirinya sebagai perwakilan. Bahkan dirinya ingin membuktikan pada orang lain dan keluarganya yang selama ini masih mengesampingkan mimpinya. 

Maksudnya? 

Saya sempat kurang paham dengan pernyataan junior saya ini. Sambil berkaca-kaca, mahasiswi ini curhat pada saya bahwa sebenarnya keluarganya masih kurang setuju dirinya untuk melanjutkan kuliah. 

Keterbatasan fisik dianggap dapat menghambat aktivitasnya kuliah dan tentu ada kekhawatiran biaya mengingat keluarga mahasiswi dari golongan kurang mampu.

Bahkan mahasiswi ini pernah dipandang sebelah mata karena jikapun kuliah belum tentu bisa mendapatkan pekerjaan idaman. Inilah alasan mengapa sebenarnya dia sempat vakum 1 tahun selepas lulus SMA sebelum lanjut kuliah karena kebimbangan ini. 

Mendengar ceritanya wajar jika mahasiswi ini meneteskan air mata saat itu. Penunjukkan dirinya sebagai perwakilan fakultas seakan menjadi penyemangat dan pembuktian diri kepada keluarga dan orang sekitar bahwa dirinya bisa berprestasi semasa kuliah. 

Curhatnya ini membuka pandangan saya bahwa masih ada tindakan diskriminasi dan pengabaian terhadap mimpi penyandang disabilitas. Apalagi jika berkenaan dengan pendidikan mereka. 

Saya pernah mendapatkan cerita bahwa ada orang tua yang tidak mendaftarkan anaknya yang merupakan penyandang disabilitas karena malu. Sebuah alasan yang bikin saya mengelus dada padahal ini berkaitan dengan edukasi dan masa depan si anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun