Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tingginya Kasus Depresi saat Pandemi, Lakukan Hal Ini untuk Mengatasinya

8 Juli 2021   13:28 Diperbarui: 8 Juli 2021   14:07 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi Stres di Tengah Pandemi Covid19. Sumber Safety Sign Indonesia

Bagaimana Menyiasati Stres/Depresi Dalam Diri? 

Sejujurnya tingkat stres atau depresi orang tidak bisa diukur pasti. Ada yang stres ketika mengetahui beras di rumah habis namun bisa jadi bagi orang lain itu bukan hal besar. Ada yang stres menghadapi anak minta uang jajan padahal di dompet tidak ada uang sepesersepun ternyata bagi orang itu bukan perkara besar.

Sedikit banyak saya mencoba memberikan sedikit informasi dan solusi terhadap hal-hal yang berpotensi terjadi di tengah pandemi seperti ini. 

Stress 1 : Bagaimana Saya Bisa Memenuhi Kebutuhan Hidup? 

Stres ini muncul bagi mereka yang harus ikhlas dirumahkan atau di PHK oleh tempatnya bekerja. Mereka yang terbiasa mendapatkan gaji bulanan, biasa membeli ini-itu dengan uang gaji namun seketika sudah tidak ada lagi pemasukan rutin tiap bulan. 

Tidaklah mengejutkan jika otak akan dipenuhi pertanyaan bagaimana saya memenuhi kebutuhan hidup apalagi kini di tengah PPKM sangat sedikit tersedia lowongan pekerjaan.

Stres akan semakin menumpuk di pikiran mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Jikalau seorang diri merasa kelaparan mungkin bisa ditahan atau main ke rumah teman numpang makan namun ini ada anak-istri yang membutuhkan makan. 

Solusi saya :

Jikalau masih memiliki tabungan, kita bisa mencoba peruntungan menjual makanan seperti nasi uduk, nasi kuning atau gorengan di depan rumah.

Keuntungan selain ada pemasukan buat keluarga, kebutuhan perut juga ikut terpenuhi. Nasi dan lauk yang masih tersisa bisa dimakan bersama anggota keluarga.

Disaat ini pula hilangkan gengsi agar bisa bertahan hidup. Saya pernah melihat seseorang yang menawarkan jasanya untuk mencuci, menyetrika atau melakukan tugas lain kepada para tetangga yang dianggap ribet atau susah. 

Orang ini berusaha menawarkan tenaganya kepada orang sekitar yang membutuhkan agar bisa mendapatkan bayaran untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ada juga yang menawarkan jasa antar jemput kepada tetangganya yang selama ini bekerja menggunakan ojek/angkutan umum. Selain untuk mendapatkan pemasukan, mereka juga bisa saling menjaga silahturahmi dengan tetangga. 

Stress 2 : Bagaimana Saya Membayar Biaya Kos/Kontrakan?

Bagi mereka yang selama ini tinggal di kos atau kontrakan tentu akan bingung bagaimana harus membayar kos/kontrakan disaat dirinya sudah tidak bekerja lagi. 

Kekhawatiran terbesar adalah jika tidak mampu membayar kos/kontrakan maka harus menyiapkan mental jika harus diusir atau bermain kucing-kucingan dengan si pemilik. 

Sangat beruntung jika seandainya ada pemilik kos yang memahami dan memberikan kelonggaran bagi penyewa yang tengah terpuruk. Namun banyak juga yang tidak mau tahu dan membutuhkan pembayaran sewa bulanan untuk pemasukan si pemilik. 

Solusi saya : 

seorang teman menerapkan cara yang saya anggap bijak. Ketika dirinya di PHK massal oleh perusahaan. Dirinya mengajak teman-teman senasib khususnya anak rantau untuk tinggal bersama dalam 1 kontrakan. 

Memang akan ada ketidaknyamana dari yang terbiasa tinggal sendiri kini harus beramai-ramai. Namun cara ini mampu menekan pengeluaran di tengah situasi ini terutama bagi mereka yang ingin bertahan di tanah rantau. 

Kontrakan yang dulu dibayar Rp. 600.000 perbulan kini dengan ditempati bertiga maka teman hanya perlu membayar patungan sebesar Rp. 200.000/orang. Nominal ini dirasa tidak berat dan uang bisa dialihkan untuk kebutuhan lain yang mendesak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun