Saya menilai sikap pemalu masih bisa diubah atau dipendam saat sesi interview dengan memperbanyak pengalaman dan sharing. Sebagai kandidat tentu mereka perlu "menjual diri" dengan meyakinkan interviewer bahwa mereka kandidat yang layak untuk diterima.Â
Interviewer pun berharap kandidat yang diterima bisa sesuai ekspektasi dan butuh keyakinan dari jawaban si kandidat. Tentu jika jawaban yang diberikan terkesan malu-malu akan membuat catatan tersendiri bagi si interviewer.Â
Tidak banyak interviewer yang meluangkan waktu panjang untuk menggali diri si kandidat. Adakalanya interviewer akan menemparkan si kandidat bukan di prioritas pertama.Â
Ini akan membuat si kandidat pemalu ada di persimpangan. Jika ada kandidat yang lebih meyakinkan maka nasib si kandidat pemalu hanya berakhir pada sesi interview saja.Â
Cara mudah untuk merubah sisi pemalu adalah dengan banyak latihan wawancara dan menggali potensi diri secara mendalam. Kita bisa meminta keluarga, teman atau krang lain berperan sebagai HRD yang melakukan proses interview. Minta mereka memberikan masukan dan penilaian dari jawaban yang diberikan.
Semakin sering berlatih wawancara bisa meningkatkan rasa percaya diri si kandidat. Umumnya pertanyaan interviewer memiliki pola yang mirip seperti menanyakan personal diri, pengalaman kerja sebelumnya, apayang diketahui terkait jobdesc yang dilamar, apa kelebihan dan kekurang dan sebagainya.Â
Disisi lain kandidat juga perlu menggali potensi diri agar bisa meyakinkan interviewer bahwa dalam dirinya banyak bakat dan potensi yang akan berguna jika diterima bekerja. Semakin mengenali potensi diri tentu akan membangkitkan kepercayaan diri saat proses interview.
Jangan sampai potensi diri besar dan pengalaman yang banyak justru tidak dilirik oleh interviewer karena besarnya rasa malu yang ditunjukan kandidat saat interviewer.Â
Ingatlah posisi yang ditawarkan terbatas dan kandidat harus bisa menonjol dan bersinar daripada kandidat lain dengan cara lebih percaya diri saat menjawab.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--