Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sering Bermain Undertable, Hati-hati Bisa Memengaruhi Psikis Kerja Anda

9 Juni 2021   23:20 Diperbarui: 10 Juni 2021   08:07 3008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas Undertable Untuk Memuluskan Tujuan di Dunia Kerja | Sumber Shutterstock.com

Pertanyaan pun muncul, apakah aman melakukan undertable? 

Saya sadar bahwa undertable melanggar etika profesionalitas kerja bahkan bisa menjurus kriminalitas. Kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang menimpa banyak pejabat pemerintah oleh KPK menjadi bukti bahwa undertable sarat pelanggaran hukum dan bisa masuk tindakan KKN khususnya Kolusi. 

Terlepas bahwa aktivitas ini berpotensi melanggar hukum nyatanya saya lebih mengkhawatirkan undertable dapat mempengaruhi psikis karyawan jangka panjang. Mengapa? 

1. Berlawanan Dengan Hati Nurani

Seorang teman saya bercerita bahwa lingkungan kerjanya tidak bisa jauh dari aktivitas undertable. Profesinya sebagai marketing sebuah pengadaan penanganan limbah menargetkan konsumen potensial dari kalangan pabrik, pertambangan hingga instansi pemerintah. 

Ironisnya untuk memenangkan tender pengadaan proyek penanganan limbah yang nominalnya sangat besar. Mau tidak mau, suka tidak suka akan ada aktivitas undertable. Teman saya merasakan sendiri bagaimana lobbying dilakukan dengan undertable. 

Hati nuraninya berkata bahwa hal ini tidak benar, namun apa daya situasi menghadapkan pada kondisi tersebut. Ada gejolak yang dirasakan oleh teman saya yang notabanenya dididik dalam keluarga yang agamis. 

Curhat dirinya bahwa ada dilema ketika harus melakukan undertable, namun disisi lain profesinya menuntut agar proyek tersebut harus deal karena ini berkaitan dengan performa dan tugasnya sebagai marketing. Apa daya kebutuhan hidup yang tinggi ditambah gaji dan tunjangan yang besar, dirinya terpaksa mengabaikan prinsip dirinya. 

Kisah teman ini mengajarkan saya bahwa undertable mampu mempengaruhi psikis karyawan yang melakukannya khususnya mereka yang berusaha kerja dengan jalan lurus. 

Saya tidak bisa menghakimi atau menyarankan mundur dari profesinya karena dirinya masih membutuhkan pekerjaan dengan gaji yang cukup serta saat ini susahnya mencari pekerjaan baru di tengah pandemi. 

2. Berpotensi Adanya Stigma Uang Bisa Melakukan Segalanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun