Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengintip Nasib Tukang Pos, Apakah Masih Dibutuhkan?

25 April 2021   08:09 Diperbarui: 25 April 2021   18:15 4091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PT Pos Indonesia (Tribunnews.com/Herudin)

Sistem kemitraan ini cukup menguntungkan perusahaan ekspedisi karena perusahaan tidak perlu pusing memikirkan armada untuk fasilitas kurir, tidak perlu ada gaji bulanan karena pendapatan kurir berasal dari insentif paketan yang sudah disepakati, tidak ada kewajiban memberiiksn TJR maupun pesangon ketika pensiun karena status mereka adalah mitra atau freelance. 

Tidak heran ketika masyarakat yang tengah mengganggur dan berharap mendapatkan pekerjaan segera, mendaftar sebagai mitra kurir ekspedisi lebih mudah dibandingkan sebagai karyawan Pos Indonesia. Tidak perlu melakukan berbagai tahapan seleksi layaknya menjadi karyawan BUMN membuat jumlah kurir ekspedisi lebih menjamur dibandingkan Pak Pos. 

4. Kemajuan Teknologi Begitu Pesat

Ketika dulu mengirim pesan atau menyampaikan kabar kepada kerabat atau teman melalui surat yang dikirimkan ke kantor pos. Kini dengan canggihnya alat komunikasi dan pesan singkat seperti WhatsApp, Line, FB Messenger dan sosial media lainnya membuat kita tidak perlu lagi berkirim surat karena terlalu lama dan tidak efisien. 

Jika dulu melamar pekerjaan masih dengan metode kirim surat ke alamat perusahaan. Kini kita bisa melamar banyak posisi di berbagai perusahaan hanya melalui e-mail ataupun platform situs pencari kerja. 

Sedikit demi sedikit kegiatan yang dulu dikerjakan oleh Pak Pos mulai digantikan oleh teknologi. Ini sejalan dengan pendapat banyak pakar bahwa kedepannya peran manusia akan digantikan oleh teknologi dan mesin. Bisa jadi ini adalah salah satu contohnya dimana peran Pak Pos mulai tergantikan. 

***

Ketika kita bertanya secara personal, masihkah peran Pak Pos dibutuhkan? 

Saya merasa perannya masih ada karena ada beberapa aktivitas yang belum bisa dilakukan oleh teknologi atau jasa ekspedisi modern. Contohnya teknologi kian berkembang namun saat ini untuk masalah kiriman paket dan barang masih membutuhkan tenaga manusia sebagai kurir. 

Peran ini tentu masih membutuhkan jasa Pak Pos sebagai bagian dari kurir meskipun harus berdarah-darah bersaing dengan kurir ekspedisi modern. Tidak hanya itu umumnya Pak Pos memiliki jam terbang tinggi karena sudah bekerja selama bertahun atau bahkan puluhan tahun membuat dirinya lebih hafal area lokasi. 

Kurir ekspedisi khususnya yang berstatus mitra cenderung memilih paketan yang lokasinya diketahui atau telah dibagi berdasarkan area yang dikuasi kurir. Artinya jika dirinya mendapat kiriman diluar wilayah yang dikuasai akan sangat kesusahan apalagi jika ada di daerah pedesaan yang alamatnya tidak sejelas daerah perkotaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun