Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Agama Hanya Ada 1, Mungkinkah Terorisme akan Berkurang?

2 April 2021   08:51 Diperbarui: 2 April 2021   08:51 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Teror di Salah Satu Gereja. Sumber Okezone News

Kenapa? 

Ini karena tempat ibadah menjadi tempat berkumpul banyak umat untuk beribadah. Contoh sederhana saat Sholat Ied, semua masjid akan penuh terisi oleh umat islam untuk sholat bersama. Saat Natal dan Paskah, semua gereja penuh diisi oleh umat bahkan sampai dibuat lebih dari 1 perayaan ibadah karena terlalu banyak umat yang datang. Seperti ibadah pagi dan sore untuk menyiasati jumlah umat yang ingin beribadah. 

Artinya meskipun hanya ada 1 agama di dunia ini, oknum pelaku terorisme bisa tetap mengincar tempat ibadah karena tentu jumlah umat yang sangat besar hadir di tempat tersebut. Ketika dirinya melakukan aksi teror tentu akan banyak korban berjatuhan, suasana akan semakin mencekam dan niat menciptakan ketakutan di tengah masyarakat akan mudah terjadi. 

Berkaca pada kasus bom bunuh diri di Masjid Az-Zikra -- Mapolresta Cirebon tahun 2011. Banyak anggapan muncul mencoba menganalisa mengapa pelaku melakukan aksinya di lokasi tersebut.

Anggapan pertama karena mengincar khalayak ramai mengingat saat itu tengah terjadi sholat Jumat sehingga banyak umat muslim yang datang untuk menunaikan sholat Jumat. 

Anggapan kedua, pelaku mengincar instansi kepolisian. Ini karena banyak sekali terjadi aksi teror yang ditujukan kepada instansi kepolisian. 

Anggapan ketiga, pelaku sengaja memilih hari Jumat untuk aksinya karena hari Jumat dianggap hari yang baik untuk meninggal. Di masyarakat Indonesia, hari Jumat dianggap hari spesial karena dipercaya jika ada seseorang yang meninggal di hari ini dianggap akan mendapat keberkahan tersendiri. 

Anggapan keempat, meninggal ketika beribadah. Pelaku bom bunuh diri yang diketahui bernama Muhammad Syarif (sumber klik disini). Pelaku juga ikut melaksanakan sholat Jumat di dalam masjid ketika bom meledakan dirinya. Bisa jadi pelaku sengaja melakukan aksi saat sholat Jumat agar dirinya tewas dalam kondisi Khusnul Khotimah. 

Kasus ini menjadi bukti bahwa tidak ada jaminan bahwa ketika hanya ada 1 agama di dunia, teror di tempat ibadah akan sirna. 

Ini karena tindakan teror juga dapat terjadi sebagai bagian dari bentuk protes suatu oknum, upaya mempertahankan ideologi, upaya ingin terbebas dari suatu kekuasaan serta adanya ketimpangan sosial di masyarakat. 

Hati ini sangat prihatin dan miris karena pelaku terorisme menjadikan sentimen agama sebagai alasan melakukan aksi teror bahkan menjadikan tempat ibadah sebagai lokasi teror. Ketika melukai atau membunuh orang lain yang tidak bersalah adalah suatu dosa besar. Kini ditambah merusak dan menyerang tempat ibadah yang suci. Tentu dosanya pelaku akan berkali-kali lipat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun