Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tips Mengalahkan Overthinking Atasan dalam Dunia Kerja

22 Maret 2021   10:07 Diperbarui: 23 Maret 2021   08:30 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi overthinking atasan kerap jadi pemicu stres yang dialami karyawan di kantor.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Teman saya menerapkan cara dengan menyeting kamera di ponselnya agar bisa menunjukan jam, lokasi, dan nama pemilik ponsel. Tujuannya ini menjadi bukti aktivitasnya sehari-hari. 

Bahkan rekan saya ini aktif membagikan rutinitasnya di lapangan di status WhatsApp (WA) tujuannya agar orang kantor terutama tahu sedang berada di mana dirinya, melakukan apa, dan bersama siapa. 

Saya mengganggap cara ini bisa ditiru karena dengan aktif membagikan rutinitas kita di lapangan akan meminimalisir pemikiran negatif yang mempertanyakan apa yang kita lakukan diluar kantor selama jam kerja. Ini karena di foto sudah tercantum lokasi, jam, dan pemilik foto secara otomatis. 

Siapa yang suruh lakukan ini? 

Pertanyaan ini sering dilontarkan atasan kepada bawahan ketika menemukan hal yang dianggapnya tidak sesuai. Saya pernah mendengar rekan kerja yang mendapat pertanyaan seperti ini dan kemudian menjawab, "Kan bapak yang suruh".

Respon yang didapat justru atasan semakin marah karena merasa tidak melakukan hal itu. Saya kasian melihat rekan kerja ini dan dalam hati berkata tidak mungkin dirinya melakukan suatu hal tanpa ada instruksi kerja. 

Apesnya dirinya tidak punya bukti kuat mengingat instruksi diberikan secara lisan. Kita tahu bahwa manusia sering lupa dan atasan selalu benar. Artinya ketika atasan pelupa, yang salah tetap anak buah. 

Apa yang harus saya lakukan?

Hingga saat ini ketika ada atasan menyuruh sesuatu saya selalu meminta dibuatkan surat perintah kerja (SPK). Tujuan agar instruksi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan apabila ada suatu masalah dikemudian hari. Karena di sana tertulis jelas siapa yang memberikan instruksi, siapa yang menerima instruksi dan apa instruksi yang diberikan. 

Apabila di perusahaan tidak terbiasa menggunakan SPK maka kita bisa memastikan ulang instruksi melalui pesan chat. Saya menghindari via telepon karena susah jadi bukti. Semisal pembicaraan direkam, tidak semua orang bersedia hal pribadi direkam. 

Tujuan saya mengonfirmasi ulang instruksi via pesan singkat agar menjadi bukti bahwa saya mendapat mandat melakukan sesuatu dan apa yang saya lakukan karena perintah bukan keinginan saya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun