Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pilu Covid-19 Merenggut Dosenku, Kerugian Terbesar Bangsa Ini?

1 Maret 2021   19:46 Diperbarui: 1 Maret 2021   20:02 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Dosen yang Mengajar. Sumber IDN Times

Tentu saja dosen selalu tenaga pendidik juga memiliki andil sebesar guru yang mengajar di sekolah. Bahkan dosen saya anggap satu tingkat diatas guru karena selain mengajar, dosen juga memiliki kontribusi lain seperti menjadi peneliti, praktisi, staff ahli, hingga pembuat kebijakan (decision maker) dalam ranah khusus. 

Saya yakin sebagai orang terpelajar, dosen pun paham betul dan update tentang perkembangan wabah COVID-19 serta upaya preventif pencegahan seperti 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sebagai bagian dari protokol kesehatan. 

Nyatanya para dosen ini tetap terpapar virus COVID-19 karena satu atau dua hal diluar dugaan mereka. Contoh sederhana seperti yang menimpa dosen yang juga dokter spesialis penyakit dalam di salah satu kampus ternama. 

Beliau saya yakin adalah sosok yang cerdas dan berpengalaman karena beliau adalah dosen di kampus ternama dan juga seorang dokter spesialis penyakit dalam yang artinya sangat paham tentang penyakit menular. Kenapa tetap bisa terjangkit? 

Saya yakin faktor eksternal yang membuat beliau terjangkit COVID-19. Saya ingat bahwa di awal pandemi, dokter spesialis khususnya penyakit dalam menjadi garda terdepan dalam membantu dan melayani pasien yang terindikasi terkena COVID-19. Pada awal pandemi, sangat banyak masyarakat yang kurang peduli dan tidak terbuka tentang riwayat penyakit dan aktivitas dirinya. 

Ironisnya banyak pasien yang sebenarnya ada indikasi terpapar virus namun memilih berbohong saat berobat ke rumah sakit atau konsultasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Alhasil tanpa si pasien sadari, dirinya ternyata sudah menularkan COVID-19 kepada orang sekitarnya seperti tenaga kesehatan yang ditemui. 

Kasus seperti ini yang membuat tenaga kesehatan yang juga seorang dosen berjuang 2 kali lipat yaitu berjuang membantu menyembuhkan pasien dan juga berjuang untuk dirinya sendiri agar tidak terjangkit. Jikapun ternyata sudah terjangkit, dirinya harus berjuang juga untuk sembuh. 

Hal yang menyedihkan kebanyakan tenaga kesehatan sekaligus dosen profesional ini berusia lanjut sehingga daya tahan tubuh sudah melemah sehingga menjadi korban yang meninggal. 

Ini juga yang terjadi pada dosen saya. Terjangkit virus COVID-19 diindikasi karena aktivitas akademik. 

Tapi kan selama pandemi COVID-19, aktivitas perkuliahan dialihkan secara virtual? 

Memang benar namun banyak aktivitas pendukung akademis yang tetap membutuhkan peran dosen. Contohnya untuk akreditasi kampus dan jurusan, bimbingan skripsi mahasiswa, hingga terlibat dalam pengabdian masyarakat sebagai bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun