Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Urgensikah Bahasa Daerah Masuk dalam Pelajaran Sekolah?

25 Januari 2021   10:18 Diperbarui: 26 Januari 2021   15:39 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berbincang dengan Bahasa Daerah. Sumber Situs Garuda Jateng

Masih ingatkah kita tentang isi Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 silam yang kini di tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Sumpah Pemuda.

"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia"
"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia"
"Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"

Poin ketiga memiliki peran yang sangat penting mengingat Indonesia sebagai negara majemuk dengan sekitar 718 bahasa daerah berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. 

Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara kedua setelah Papua Nugini yang memiliki sekitar 840 bahasa daerah. Tentu saja untuk memudahkan komunikasi serta menegaskan upaya persatuan di tanah air maka bahasa Indonesia diajarkan sejak sekolah dasar.

Dampak masifnya pembelajaran bahasa Indonesia di daerah menyebabkan ada 11 bahasa daerah di Indonesia yang dianggap telah punah. Tidak sedikt bahasa daerah yang berstatus kritis dikarenakan jumlah penutur asli kian sedikit, lanjut usia serta generasi muda yang lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari (berita selengkapnya klik disini).

Saya mencoba melakukan sampling dengan bertanya kepada teman yang berasal dari berbagai daerah apakah semasa sekolah diajarkan bahasa daerah? 

Teman saya yang berasal dari Pulau Jawa (kecuali Jakarta), Lampung, Bali, Sumatera Utara masih mendapatkan pelajaran bahasa daerah meskipun ada yang hanya SD namun ada juga yang diajarkan hingga SMA. Ini berbeda dengan teman yang berasal dari Jakarta, Bontang (Kalimantan Timur), Prabumulih (Sumatera Selatan) ataupun di daerah Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua tidak mendapatkan pelajaran bahasa daerah saat di sekolah dulu (mohon koreksi jika data sampling saya ada kekeliruan).

Saya teringat dulu SD pernah bersekolah di Kota Serang, Banten dan mendapatkan pelajaran bahasa Sunda. Saat itu keluarga bukan orang Sunda dan hanya pendatang sehingga setiap ada tugas PR bahasa Sunda. Saya selalu stres dan mencontek kepada teman. 

Kelas 4 SD saya pindah ke Bali dan pelajaran yang membuat keringat dingin adalah Bahasa Bali. Bayangkan di rumah selalu menggunakan bahasa Indonesia meskipun Ibu asli keturunan Bali namun tetap di rumah selalu menggunakan bahasa Indonesia. 

Saya pernah mau menangis saat mengerjakan tugas menulis aksara Bali (mirip aksara Jawa yang berupa Anacaraka). Ini karena saat itu yang berhasil menyelesaikan tugas aksara Bali boleh pulang pertama alhasil saya dan beberapa teman yang juga pindahan dari Jawa menjadi siswa paling akhir pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun