Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Urgensikah Bahasa Daerah Masuk dalam Pelajaran Sekolah?

25 Januari 2021   10:18 Diperbarui: 26 Januari 2021   15:39 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berbincang dengan Bahasa Daerah. Sumber Situs Garuda Jateng

Kisah seperti saya ini justru tidak dirasakan oleh teman-teman yang bersekolah di Jakarta atau daerah di Sumatera Selatan mengingat Jakarta dengan bahasa Betawi serta penggunaan Bahasa Melayu di Sumatera Selatan memiliki banyak kemiripan dengan bahasa Indonesia. 

Teman saya yang di Bontang menceritakan jika daerahnya sangat banyak warga pendatang baik dari suku Jawa, Bugis, Betawi, Dayak, Padang hingga Madura menyebabkan sekolah tidak mengajarkan bahasa daerah setempat. Biasanya mereka belajar melalui percakapan sehari-hari. 

Hal mirip juga terjadi yang susahnya menerapkan pelajaran bahasa daerah karena di daerah Indonesia Timur memiliki puluhan bahkan ratusan bahasa daerah sehingga akan sulit menentukan bahasa daerah mana yang perlu diajarkan.

Tentu menjadi keprihatinan tersendiri karena profesi guru bahasa daerah juga tidak banyak di Indonesia. Hanya daerah dengan jumlah yang besar memiliki guru bahasa daerah seperti di Baten dan Jawa Barat; Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur; Bali; atau Sumatera Utara. 

Ini selaras jumlah jurusan sastra bahasa daerah pun sangat terbatas dan hanya dibuka di beberapa universitas saja. Ini berbanding terbalik dengan jurusan sastra atau pendidikan bahasa Indonesia yang banyak dibuka baik di Universitas Negeri ataupun Swasta.

Urgensikah penerapan belajar bahasa daerah di pendidikan Indonesia?

Saya akui ini ibarat 2 sisi mata uang. Di satu sisi bahasa daerah sangat penting untuk diajarkan ke generasi muda. Ini karena bahasa daerah adalah bagian dari budaya yang akan pudar dan hilang jika tidak ada yang melestarikannya. Terbukti sudah banyak bahasa daerah yang punah. 

Disisi lain pelajaran bahasa daerah terasa susah untuk diterapkan di daerah yang ternyata memiliki banyak bahasa daerah setempat seperti yang terjadi di Indonesia Timur serta gencarnya pemerintah dalam mensosialisasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.

Menguntip data dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, menyatakan bahwa kemungkinan hanya ada 9 bahasa daerah yang akan tetap lestari dan bertahan dikemudian hari karena masih digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Bahasa tersebut yaitu bahasa Aceh, Batak, Lampung, Melayu, Jawa,Bali, Bugis, Sunda dan Sasak. 

Ini menandakan bahwa potensi hilangnya bahasa daerah kian tinggi ditengah kemajuan peradaban masyarakat tanah air.

Profesi guru bahasa daerah seakan tersisih dan kurang diminati di tengah masyarakat. Menjadi guru matematika, fisika, kimia, bahasa inggris ataupun bahasa indonesia dianggap lebih menjanjikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun