Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Sebenarnya] Para Pelawak Juga Butuh Dihibur, Kita Saja yang Kurang Peka

28 Agustus 2020   17:59 Diperbarui: 29 Agustus 2020   08:31 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekpresi Kesedihan Pelawak Nunung saat Tertimpa Musibah. Sumber Tribunnews.com

Pelawak atau Komedian adalah profesi seseorang yang berusaha menghibur penonton atau orang lain agar mereka bisa tertawa atau bergembira dengan candaan atau lawak yang ditunjukan. Ada banyak pelawak favourite saya seperti Rowan Atkinson pemeran Mr Bean; Fitri Tropika dengan ekspresi kocaknya; Sule dan Andre dengan kekompakannya; hingga Nunung yang doyan ngompol diatas panggung.

Bagi saya, pelawak adalah profesi yang mulia dan banyak pahala. Ini karena mereka berusaha menghibur kita yang tengah dilanda kesedihan, beban pikiran yang berat melalui aksinya yang kocak dan menghibur. Padahal bisa jadi pelawak atau komedian tersebut juga tengah bersedih namun mereka mengutamakan kebahagian orang lain diatas kebahagian dirinya.

Kita sebagai masyarakat umum kadang memiliki pikiran bahwa pelawak adalah sosok yang tidak bisa sedih dan tampak selalu bahagia. Seakan tidak memiliki beban hidup. Nyatanya pikiran saya salah. Mereka juga hanyalah manusia biasa seperti kita yang juga memiliki emosi dan perasaan. Bedanya mereka cerdas menyembunyikan emosi yang dirasa di depan orang lain.

Ada beberapa pelawak yang mampu merubah hidupnya dari orang dari hidup sederhana menjadi bergelimang harta karena keberhasilannya menghibur orang lain. Sebut saja Olga Syahputra, Tukul, Sule hingga Denny Cagur. Saya sangat terngiang dengan tagline Tukul "Wajah Wong Ndeso, Rejeki Wong Kuto artinya wajah orang desa namun rejeki orang kota mengartikan bahwa profesi sebagai pelawak kini cukup menjanjikan dari sisi finansial.

Pernahkah kita bayangkan ada seorang pelawak yang berhasil membuat kita terpingkal-pingkal dan berpikir bahwa pelawak tersebut terlalu konyol dalam beraksi namun ternyata dirinya tengah berduka salah satu keluarga terkena musibah, diputuskan oleh pasangan, ditipu orang lain atau masalah lainnya yang tidak kita sadari sebelumnya. 

Sebagian besar Kompasianer pasti mengenal sosok komedian Mpok Atiek. Selama ini saya mengganggap sosok Mpok Atiek adalah sosok yang lucu dan ceria ditambah sifat latahnya yang mampu membuat penonton terhibur. Siapa yang menyangka jika kisah Mpok Atiek sebahagia sifatnya. Berdasarkan kumpulan berita yang saya baca, Mpok Atiek harus menjadi tulang punggung keluarga hingga diusia senjanya. Mpok Atiek menceritakan jika mantan suaminya menipu dirinya dan menghabiskan banyak penghasilannya hingga nyaris jatuh miskin. Kini dirinya lebih memilih menjanda karena ada trauma terhadap pengalaman pernikahan di masa lalu. (Sumber Klik Disini).

Mpok Nori adalah salah satu komedian betawi yang memiliki suara khas melengking. Ketika saya hanya mendengar suaranya sudah langsung mampu menebak siapa pemilik suara tersebut. Nasib tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh Mpok Atiek dimana diusia senjanya pun masih harus bekerja menghibur penonton. Bahkan sebenarnya Mpok Nori memiliki riwayat asma yang sudah diderita sejak lama sehingga akan kumat jika dirinya merasa kelelahan. Kini Mpok Nori sudah meninggalkan kita untuk selama-lamanya namun karyanya tetap akan selalu dikenang sebagai komedian unggulan dari Betawi.

Selain itu masih ada sosok Miing yang merupakan salah satu pelawak yang populer di tahun 2000-an. Dirinya bersama dengan Didin dan Unang bersama-sama tergabung dalam grup lawak bernama Bagito sehingga masyarakat mengenalnya dengan sebutan Miing Bagito. Bila dulu mereka cukup dikenal karena sering menghiasi berbagai acara di TV Nasional kini kehadiran mereka hampir jarang terekspos. Miing bahkan sempat dikabarkan jatuh sakit operasi batu empedu. Kondisi membuat dirinya harus mengalami perawatan insentif di salah satu rumah sakit.

Ketiga kisah ini saya dapat mengambil hikmah bahwa komedian juga manusia yang memiliki kelemahan baik dari fisik, lingkungan sosial atau kisah hidup. Saya menyadari bahwa panggung hiburan tidak selamanya berpihak kepada komedian. Mungkin kini seorang komedian bersinar dan disukai oleh para penonton seiring waktu dan seiring bertambahnya usia bisa jadi tidak ada stasiun TV yang akan mengundangnya. Popularitas akan menurun dan tentu saja nama yang semula dikenal mulai dilupakan.

Tahukah kita bahwa sebenarnya mereka juga butuh dihibur. Adakalanya mereka pun akan berada pada posisi terpuruk. Mereka pintar memendam emosi atau permasalahan hidup karena terbiasa menunjukkan ekspresi ceria dan konyol namun ternyata hati mereka juga rapuh. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghibur mereka dalam kondisi ini. 

Undanglah mereka meski sudah tidak sepopuler dulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun