Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kejagung Kebakar Bukan Sekedar "Jagung Bakar"

23 Agustus 2020   15:43 Diperbarui: 23 Agustus 2020   23:54 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Kejagung Terbakar. Sumber Merdeka.com

Gedung sepenting Kejagung juga pasti ada satpam yang selalu berjaga. Bila sesuai prosedur, umumnya satpam akan berkeliling setiap beberapa jam sekali untuk memastikan tidak ada hal yang aneh atau mencurigakan. Apabila ini dilakukan seharusnya kebakaran dapat diantisipasi lebih cepat.

Kecuali jika satpam lalai seperti tidak melakukan pengecekan keliling secara rutin atau tidak memantau dari CCTV. Wajar jika kebakaran telat disadari dan api sudah menyebar ke areal gedung.

Kedua, gedung sebesar Kejagung pasti menerapkan standar yang ketat. Harusnya gedung dilengkapi system fire alarm, Fire hydrant untuk gedung hingga Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang tersebar di banyak titik.

Apabila ada asap atau sumber api, fire detector harusnya akan bekerja seperti mengaktifkan alarm gedung dan memancarkan air dari saluran hydrant yang terpasang di bagian atap gedung.

Sangat ganjil jika petugas baru menyadari kebakaran ketika api sudah berkobar tinggi. Padahal gedung sekelas Kejagung seharusnya sudah memenuhi standar penanganan dan preventif dari kejadian kebakaran.

Ketiga, api melalap gedung secara cepat. Saya pernah melihat kebakaran yang terjadi di sebuah gedung bangunan, mall atau apartemen. Biasanya ketika api muncul danakan menghasilkan asap yang pekat dan mudah terlihat dari luar.

Asap ini pasti akan mengundang orang lain untuk melihat langsung apa yang terjadi. Bangunan sebesar Kejagung bukanlah mayoritas terbuat dari kayu atau bahan yang mudah terbakar. Harusnya api menyebar secara bertahap.

Contohnya kasus kebakaran yang terjadi di Apartemen Kalibata City, Jakarta pada2019. Kebakaran itu hanya terjadi di lantai 7 salah satu tower. Ketika muncul api, orang sekitar langsung sadar dan langsung melakukan upaya pemadaman. Kebakaran ini tidak sampai membakar seluruh bangunan gedung dan hanya satu titik saja yaitu lantai 7.

Kasus ini juga pernah terjadi pada kebakaran di salah satu mall di Malang. Saat itu kebakaran terjadi di salah satu tenant kuliner dan tidak sampai menyebar melalap seluruh bangunan mall.

Sangat disayangkan kebakaran di Kejagung berhasil menghanguskan mayoritas bagian gedung. Padahal api pun butuh waktu untuk menyebar terkecuali bahan bangunan terbuat dari bahan yang mudah terbakar, terdapat media yang mudah terbakar atau faktor angin yang membuat api berkobar lebih besar.

Nyatanya kondisi lingkungan Gedung Kejari jauh dari hal-hal yang mudah membuat api cepat menyebar seperti bangunan kuat dan dilapisi tembok, serta kondisi angin juga tidak keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun