Ada yang bertujuan hanya sekedar memberikan informasi namun juga ada yang berharap mendapat komentar atau respon dari orang lain.Â
Ketika muncul sebuah respon, ada rasa kegembiraan seakan orang lain memperhatikan kita secara diam-diam padahal sebenarnya kitalah yang mengumbar aktivitas pribadi.
2. Berorientasi pada jumlah viewers
Saat ini ada beberapa Sosmed yang dapat menunjukan berapa jumlah viewer yang melihat postingan kita seperti YouTube, Instagram, status WhatsApp, Facebook dan sebagainya.
Ketika sudah fokus pada jumlah viewer maka akan ada perasaan sedih ketika jumlahnya tidak sesuai dengan ekspetasi. Dirinya mengganggap postingannya tersebut tidak menarik atau tidak mampu membuat orang lain tertarik melihat.Â
Disisi lain ketika mendapatkan jumlah viewer sesuai yang diharapkan akan meluapkan kegembiraan. Tidak hanya itu dirinya akan semakin semangat untuk memposting hal baru untuk melihat respon viewer terhadap postingan barunya.
Jika sahabat Kompasianer merasakan kondisi ini maka bisa jadi anda sudah menjadi bagian Budak Sosmed. Luapan emosi dapat timbul dengan melihat seberapa banyak plviewer hingga respon yang muncul dari postingan atau tindakan dirinya.
3. Update dengan Sosmed terbaru
Kita sadar bahwa seiring waktu selalu akan ada sosial media baru yang kehadirannya kerap kali digandrungi pengguna gadget.Â
Sebut saja dulu ada Friendster yang populer kemudian muncul Mig33, Facebook, Line, WeChat, Kakao Talk, BlackBerry Messenger, Twitter, Yahoo! Messenger, Path, Instagram hingga kini yang populer WhatsApp.Â
Bagi mereka yang selalu update Sosmed terbaru bahkan mencoba semua Sosmed yang adbisa jadi sudah menjadi Budak Sosmed. Ini karena jika dirinya tidak mencoba Sosmed terbaru akan dianggap kurang update (Kudet).