Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Keluarga Bukan Lagi Tempat Teraman, Apa yang Harus Dilakukan?

23 Juli 2020   23:07 Diperbarui: 24 Juli 2020   06:19 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelecehan Seksual Pada Anak. Sumber Teras Sulbar

Tidak hanya itu korban tidak menemukan sosok yang dapat dipercaya. Ketika dirinya bercerita, bukan dukungan atau pembelaan yang diterima justru penghakiman dan penghianatan.

Penghakiman seperti menyalahkan korban seperti mengkritik cara berpakaian, sikap si korban, aktivitas si korban dan sebagainya.

Selain itu ketika dirinya bercerita pada satu orang. Dirinya berharap ada teman curhat dan berbagi. Justru kadangkala orang yang dipercaya justru menyebarkan kisah ini kepada orang lain sehingga makin banyak orang yang tahu kasus ini. Alhasil dirinya merasa malu dan kian terpuruk.

Saya kasihan dengan korban karena ketika melaporkan pun dirinya berada pada kedilemaan yang besar. Kedilemaan tersebut meliputi.

Pertama, ketika dirinya melaporkan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh ayahnya. Kasus hukum akan bergulir, ayah ditetapkan sebagai tersangka. Permasalahan lain muncul ketika ayah selama ini menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga. Artinya jika ayahnya ditahan, tidak ada lagi yang akan membiayai keluarga.

Kedua, ini adalah aib keluarga. Sudah rahasia umum bahwa ketika kasus ini diketahui oleh publik maka nama baik keluarga akan tercoreng. Hal yang paling ditakutkan adalah gosip tetangga. Bila tinggal di daerah padat penduduk atau di kampung, satu berita akan cepat menyebar melalui pemberitaan mulut ke mulut. 

Gosip yang berkembang justru bisa dibumbui kisah lainnya sehingga keluarga korban menjadi malu dan senggan bersosialisasi dengan tetangga. Bisa jadi ketiak sebelum ada gosip. Keluarga sangat aktif bermasyarakat namun setelah muncul gosip, keluarga lebih banyak berdiam diri di rumah dan takut untuk bertemu orang lain.

Ketiga, penghakiman masyarakat. Bagi sebagian masyarakat, masalah ini dapat mencoreng nama desa tempat daerah tempat tinggal mereka. Penghakiman masyarakat juga sering terjadi seperti pengusiran, perusakan, hingga tindakan yang menyudutkan keluarga korban. Hal ini menjadi kekhawatiran sendiri.

Keempat, masa depan anak dipertaruhkan. Ketika berita anak gadis diperkosa maka korban akan khawatir dengan masa depannya. Dirinya khawatir apakah nanti pasangannya mau menerima pengalaman dan kisah hidupnya dimasa lalu. Bisa saja pasangan mundur ketika mengetahui kisah hidup si gadis.

Kelima, anak dikucilkan. Anak yang sebenarnya adalah korban justru mendapatkan cobaan lainnya berupa pengucilan. Pengucilan bisa terjadi dari keluarga besar yang malu ataupun dari lingkungan sosial disekitarnya. 

Butuh keberanian besar bagi si anak untuk melaporkan atau menceritakan pengalaman pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun