Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Persiapkan Diri 15 Tahun ke Depan, Pekerjaan Ini Akan Hilang dan Tak Diminati Lagi

15 Juni 2020   16:41 Diperbarui: 29 Desember 2020   09:22 34710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah sahabat kompasiana melihat atraksi sirkus? Saya hanya sekali ketika kelas 5 SD melihat atraksi sirkus karena kebetulan di daerah saya disinggahi oleh pemain sirkus.

Saya ingat betul saya bisa tertawa terpingkal-pingkal karena atraksi konyol para pemain sirkus dan terbuat kagum melihat hewan begitu nurut dan pintar melakukan instruksi dari pawangnya. Hingga saat ini saya belum pernah melihat atraksi sirkus keliling lagi.

15 Tahun kedepan, profesi ini akan mengalami banyak tantangan seperti makin meningkatnya seruan perlindungan hewan, tingginya biaya sewa lahan untuk atraksi, minat masyarakat beralih ke gadget dan teknologi. Atraksi sirkus memang masih ditampilkan dalam event atau acara tertentu tapi jarang dalam tempo jangka panjang.

Mereka memilih berpindah tempat atraksi karena sifat manusia yang mudah bosan jika disuguhkan oleh hal yang sama sehingga untuk bertahan perlu lingkungan baru atau atraksi baru yang membuat masyarakat tetap penasaran.

Pustakawan

Ketika muncul pertanyaan, dalam sebulan terakhir berapa banyak sahabat kompasiana pergi ke perpustakaan sekolah, kampus atau perpustakaan daerah? Jika jawaban tidak pernah maka ini adalaha jawaban mengapa 15 tahun kedepan profesi ini mulai ditinggalkan. 

Kemudahaan teknologi untuk mendapatkan buku bacaan hanya melalui internet menjadi penyebab utama masyarakat enggan untuk ke perpustakaan.

Tidak heran stigma perpustakaan sebagai hanya menyimpan tempat bacaan buku kuno semakin kuat dibenak masyarakat.

Di sisi lain sebenarnya ada upaya pemerintah atau instansi tertentu yang ikut memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menarik minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan.

Tapi tetap saja memanfaatkan teknologi berarti ikut mengalihkan Sumber Daya Manusia dari konvensional ke arah teknologi sehingga profesi pustakawan konvensial ikut tergerus dari sisi peminat.

Ironisnya tidak banyak universitas yang membuka jurusan perpustakaan di Indonesia karena minimnya peminat. Ada beberapa universitas yang memiliki perhatian terhadap keilmuan ini seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Yarsi, Universitas Diponegoro dan beberapa lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun