Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kawah Ijen, Antara Keindahan Blue Fire dan Kura-kura

9 Februari 2019   10:52 Diperbarui: 10 Februari 2019   16:01 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Kawah Ijen Pagi Hari. Dokumentasi Onessa

Suasana Gunung Ijen Pagi Hari. Dokumentasi Pribadi
Suasana Gunung Ijen Pagi Hari. Dokumentasi Pribadi
Sesekali masyarakat akan menemani di belakang dan tiada henti menawarkan jasa ojek online bagi wisatawan yang tidak kuat. Sempat mereka berucap, "jalan diatas masih jauh. Naik ojek aja biar cepat dan ga capek". 

Pikirku sudah barang tanggung, tetap lanjutkan saja dan lumayan jika harus mengeluarkan uang ratusan ribu. Lebih baik tetap berjalan kaki saja, toh ini tantangan naik gunung.

Satu Jam berlalu dari awal pendakian, medan kini lebih terjal dibandingkan sebelumnya. Meskipun jalanan sudah berupa tanah setapak bukan semak belukar namun tingkat ketinggian tanjakan semakin terasa. Kaki ini semakin pegal dan lelah untuk berjalan. 

Banyak pendaki tenaganya terkuras dan terpaksa duduk di tengah jalan. Beberapa anak kecil bahkan menangis dan mengatakan capek berjalan. Orang tua seakan tidak memiliki tenaga lagi untuk mengendong sampai di puncak.

Momen ini menjadi peluang emas bagi jasa ojek gunung karena mereka mendapatkan penumpang yang butuh jasa mereka. Inilah kejadian yang mematahkan anggapan saya bahwa harga ojek gunung yang semula saya anggap mahal namun ternyata sebanding dengan perjuangannya. 

Bayangkan untuk mendorong penumpang untuk naik di setiap jengkal membutuhkan tenaga 2 orang, dengan 1 orang bertindak sebagai penarik gerobak dari atas dan 1 lainnya bertugas mendorong dari bawah. Penumpang hanya tinggal duduk atau tidur berbaring hingga sampai di puncak.

Butuh waktu 1,5 hingga 2 jam pendakian dari awal gerbang hingga atas Gunung Ijen. Jika sobat mengganggap perjuangan telah usai, maka hal itu salah. Tujuan utama kami adalah melihat Blue Fire artinya untuk mendapatkan spot terbaik. 

Kami harus turun menuju kawah yang berjarak 800 meter dari perbatasan gunung. Jarak 800 meter memang bukan jarak yang jauh seandainya kita berjalan di area yang datar. Sebaliknya 800 meter menuruni kawah justru lebih menakutkan dibandingkan proses pendakian.

Suasana Kawah Ijen. Dokumentasi Pribadi
Suasana Kawah Ijen. Dokumentasi Pribadi
Menuruni kawah kita harus melalui bebatuan serta lereng yang terjal. Kanan dan kiri adalah jurang sedangkan jalan bebatuan yang dilalui sangat kecil dan licin. Kita harus selalu berpegangan agar tidak jatuh atau cidera. 

Informasi penting adalah ketika mendaki atau menuruni Gunung Ijen, pengunjung sebaiknya membawa senter atau penerangan sendiri. Ini karena jalan kecil, gelap dan butuh penerangan. Salah sedikit, kita bisa terjatuh ke dalam jurang.

Saya sempat mengobrol dengan masyarakat setempat yang juga pencari belerang. Beliau mengatakan pernah ada wisatawan yang jatuh dan terluka saat menyelusuri kawah karena tidak membawa alat penerangan sehingga terpeleset. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun