Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Buruk Survei, Beringin Tetap Rindang

14 Agustus 2021   00:17 Diperbarui: 18 Agustus 2021   09:04 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(1)

Jajak pendapat sejumlah surveyor, secara rutin (longitudinal) mengumumkan laporan pertanggung-jawaban publik. Beragam isu disampaikan. Survei bagai cacah jiwa yang dilakukan guna menyaring persepsi populasi dari sampel yang terbatas. Atau termometer pengukur suhu tubuh yang dipakai dokter.

Penggunaan metodologi yang kian ketat, disiplin dan akurat berbuah kepada hasil yang presisi. Kecanggihan teknologi menambah daya gedor. 15 tahun lalu bukti otentik kuisioner berkarung minimal 20% dari sampel wajib diarsipkan di gudang. Kini cukup disimpan di internet.

Survei disalah-pahami mengandung muatan-muatan rekayasa. Tudingan umum: alihkan agenda publik, berbayar, atau abal-abal. Tentu, tanpa pembuktian.  

Padahal yang terjadi sebaliknya. Surveyor merekam persepsi yang berkembang dalam pikiran publik. Bagai smartphone yang memiliki artificial intelligence. Surveyor adalah jala atau jaring pukat harimau yang menangkap isu besar, sedang, hingga kecil dari samudera pikiran.

Muasal carut-marut itu lebih bersifat struktural. Lapisan berpendidikan tinggi di Indonesia masih tipis, sekitar 5% saja dari populasi penduduk Indonesia. Kerangka berpikir ilmiah masih terbatas. Tuduhan survei bayaran -- misalnya---tentu bisa dipahami. Belum lagi minat baca warga rendah. Jumlah terbitan buku minim. Budaya lisan mengakar. Makin jauhlah panggang surveyor dari api pikiran publik.

(2)

Terdapat laporan ratusan hasil survei sejak 2005. Simpulan klasemen elektabilitas termuat empiris. Partai Golkar sempat berada pada posisi papan atas. Makin ke sini, Partai Golkar melorot ke papan tengah. Hampir tak pernah Partai Golkar tergelincir ke papan bawah.

Papan atas berisi tiga partai politik yang bakal memenangkan pemilu. Papan tengah untuk tiga sampai lima partai politik yang bertahan dalam parlemen nasional. Papan bawah untuk partai politik yang bakal terdegradasi.  Atau hanya mampu bertahan dalam parlemen daerah.

Catatan itu tentu terkait kondisi ruang dan waktu yang diikat hasil survei, Pemerintahan sedang menjalankan program yang dijanjikan dalam pemilu sebelumnya. Pelembagaan janji dilakukan lewat mekanisme parlemen dan eksekutif. Ibarat lintasan balap, sopir kendaraan melaju kencang.

Sumberdaya politik Partai Golkar terkosentrasi dalam tubuh legislatif dan eksekutif, baik pusat atau daerah. Hampir tak ada yang disebut sebagai pengangguran politik. Sistem kaderisasi Partai Golkar, sudah pasti terbaik dibandingkan partai politik lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun