Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Papan: Lelaki Tua dan Laut

24 April 2021   03:42 Diperbarui: 25 April 2021   02:43 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki itu berjalan menuju laut. Kakinya yang telanjang menginjak butir-butir pasir di tanah basah. Tangan kanannya menenteng selembar papan. 

Ujung langit menyisakan semburat merah kekuningan. Ombak seakan menari kegirangan. Gelombang demi gelombang menghempas pantai. Berhenti di kaki lelaki tua itu. 

"Kenapa kau masih saja murka?" gumam kakek itu. 

Tangan kirinya mengusap-usap sisa-sisa buih-buih putih yang ditinggalkan ombak dekat kakinya. 

Tak ada jawaban.  Desir angin semilir menyibakkan daun-daun pohon bakau dan kelapa. Bintang-bintang berkedip-kedip nun jauh di atas sana.  

"Apakah kau tidak puas dengan merampas semua milikku 20 tahun yang lalu? Toh aku merelakannya. Itu adalah upah kesalahanku." 

Lagi-lagi, kakek itu bergumam. 

Laut masih tetap diam. Penuh misteri. Seekor kepiting hitam yang mendekat ke kaki kakek itu kembali ke lubang, berlari. Seakan tak tahan melihat makhluk besar yang diam di sampingnya. Diam, untuk siap menerkam dan menangkapnya. 

20 tahun yang lalu.

Lelaki itu menjadi nahkoda sebuah kapal pesiar. Kapal yang melayari pulau-pulau yang ada di Indonesia. Kapal itu diperoleh dari seorang Jepang yang menjadi sahabat karibnya selama pendudukan. Ketika rakyat Indonesia sedang bersiap-siap menyerang markas besar tentara Jepang di Pariaman, pantai barat Sumatera, lelaki itu memberi tahu sahabatnya. 

Berdua mereka berlayar ke pulau terpencil, setelah mencuri perahu payang yang penuh berisi kelapa. Tak terlintas dalam pikirannya untuk memberitahu tentara Jepang yang lain, karena akan mengkhianati perjuangan rakyat Indonesia. Bangsanya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun