Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tantowi Yahya di Negeri the Lord of the Rings

7 April 2021   00:31 Diperbarui: 7 April 2021   00:42 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Agak lama Tantowi baru menjawab. Minta maaf, berhubung baru tiba di kediamannya. Saya menonton kediaman itu dalam acara Raffy Achmad. Apik. Epik.

Bagi Tantowi, kekayaan Indonesia di bidang pariwisata dan budaya sudah lebih dari memadai. Yang dibutuhkan adalah pendalaman. Itu yang dilakukan oleh otoritas pariwisata NZ. Yang mereka sempurnakan adalah narasi terhadap kekayaan yang ada. Cerita mengenai Perjanjian Waitangi, eksplorasi James Cook di Pasifik terus dikembangkan. Wisatawan selalu mendapatkan cerita baru dari objek yang sama.

Memperbaharui narasi. Seperti lelaku nenek moyang kita. Hingga bertumpuk legenda, mitos, tertanam dalam satu nama. Sulit mengurai lagi aslinya.

Saya kunci dengan pertanyaan, apakah Tantowi ada rencana bikin film?

"Pengen, Bro. Saya terobsesi angkat cerita legenda dan superhero Indonesia ke dalam sebuah film kolosal garapan Peter Jackson atau James Cameron," begitu ulang Tantowi.

Astaganaga, bagaimana bisa orang seobsesif Tantowi yang bakal mengangkat cerita Godam, Gundala Putra Petir, Aquanus, Denny Manusia Ikan, Si Buta dari Goa Hantu, Mandala dari Sungai Ular, Maza, Bajing Ireng, Braja, Wiro Sableng, Petruk -- Gareng -- Bagong dalam versi super hero dari Tumaritis, Cindaku, Nini Pelet, Ni Roro Kidul, Nyi Roro Kidul, Nyai Roro Kidul, Puti Junjung Buih, dan segala macam nama hebat itu, ternyata wajib disodorkan website Forbes. Saya membaca sejumlah wawancana Jackson, lalu percaya betapa dalam LOtR ada kekinian yang diselipkan dalam legenda.

Seperti saya menulis novel pertama. Orang-orang tahu, saya menulis cerita masa lalu. Dan lalu saya disumpahin oleh 66 gadis-gadis selatan itu. 

Seorang Peter Jackson saja bakal bisa dilewati oleh sejumlah nama orang Indonesia. Saya percaya itu.  Dan bukan Jackson yang mampu mencerna, kenapa saya memilih tak menyelesaikan membaca komik terakhir "Gundala Sampai Ajal" di Pasar Bawah Padang Panjang dengan menggigil, berjalan kaki berkilometer setelah uang saya habis, pada malam hari. Kaki kecil saya sebagai anak SD, melangkah dari Padang Panjang menuju Nagari Air Angat, berbulan-bulan, tanpa nenek saya tahu.

Hingga kini, saya tak bakal mau membaca komik terakhir "Gundala Sampai Ajal" itu. Bukan. Bukan Jackson yang mampu membawa imajinasi ke dalam memori kolektif anak-anak nusantara.   

Lalu, siapalah dia. Pada Januari 2020, terdapat 350 orang kaya baru di NZ dengan kekayaan di atas 50 Juta Dollar. Graeme Hart, rangking 127 dunia pada 2020, memiliki kekayaan 12.8 Milyar USD. Richard Chandler, nomor 712 dunia, memiliki 2.9 Milyar USD. Peter Thiel, rangking 908, dengan 2.1 Milyar USD.  Bisnis yang mereka terjuni, bertiga, investasi. Satu-satunya jenis bisnis yang tidak saya mengerti, lahir dan batin, dunia dan akherat.

Saya berharap, Tantowi tersesat dengan berita yang ditulis tahun 2006 tentang sepuluh besar orang terkaya Australia dan NZ. Ketika Hart masih memiliki 2.33 Milyar USD, kalah dibanding duo kakak beradik Richard -- Christopher Chandler dengan 2.91 Milyar USD. Kenapa berharap? Ternyata orang terkaya di Australia James Packer dengan 7.56 Milyar USD berbisnis di bidang Publishing and Broadcasting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun