Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Tabulasi Pemindahan Ibu Kota Sumatera Barat

2 Desember 2020   03:53 Diperbarui: 2 Desember 2020   06:54 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu landmark Sumatera Barat | Sumber: Shutterstock via KOMPAS.com

Bagi yang baru tahu nama itu, pengguna smartphone, silakan klik wikipedia. Yang bisa berbahasa Inggris, langsung saja buka informasi yang lebih detil ketimbang yang berbahasa Indonesia. Tak perlu berlama-lama juga, jika bosan dengan tulisan panjang. Cukup lima belas hingga tigapuluh menit. Usai itu, silakan kembali ke aplikasi atau games yang Anda sukai.

Di bawah kaki langit, perubahan adalah keabadian. Dan itu dimulai dari pikiran akan perubahan.

Jelang seminggu pelaksanaan pilkada serentak pada 9 Desember 2020 nanti, sulit membaca kehebohan dalam isu publik di Sumatera Barat. Tigabelas pilkada tingkat kabupaten dan kota, serta satu di tingkat provinsi, berlangsung dalam rutinitas yang sudah berlangsung limabelas tahun ini. Tentu, terjadi perubahan tema. Sikap publik di tingkat keluarga inti (nuclear family) ikut pula berubah. Semakin jarang melihat orang saling usir di dalam akun media sosial masing-masing. Grup whatsapp paling khusus sekalipun, semakin biasa didatangi tiba-tiba oleh pilihan politik yang tak lagi seragam.

Dampak yang paling terasa adalah pergantian isu semakin cepat. Tak perlu menunggu hari, bahkan. Jarang satu isu bertengger di puncak polemik lebih dari satu hari. Hal ini berbeda dibandingkan lima atau sepuluh tahun lalu. Pertengkaran tentang satu topik atau isu bisa berminggu. Serat-serat otak pemilih semakin meranting. Isu semakin tersebar. Tak berhenti pada batang atau dahan, tapi terus bergerak ke ranting pohon dalam impuls syaraf otak.

Apa bentuk pemikiran yang bisa mengundang polemik?

Perpindahan ibukota Sumatera Barat bisa menjadi pilihan. Saya meyakini, jika dimulai hari ini, bisa tak selesai hingga fase penyoblosan berakhir. Di daerah manapun, persoalan ibukota (negara, provinsi, atau kabupaten), selalu berhasil mengundang komentar pro-kontra dalam waktu lebih dari seminggu. Ibarat jurus-jurus dalam rimba persilatan, bicara ibukota Sumbar baru adalah ajian simpanan. Bersifat pamungkas. Ditertawakan? Sudah resiko kan? Bukankah banyak lawan terkekeh mendengar kentut Kakek Segala Tahu? Toh mereka yang tertawa itu juga yang bergelimpangan.

Kebetulan, tiga dari empat calon gubernur sudah pernah berkantor di Kota Padang. Fakhrizal, 3 tahun. Mahyeldi Ansyarullah, 10 tahun. Nasrul Abit, 5 tahun. Hanya Mulyadi yang tidak berkantor di Kota Padang. Keseharian Mulyadi diluar perjalanan ke Daerah Pemilihan tentu di Ibukota Negara, Jakarta.

Pertarungan tentang Ibukota Baru Sumbar bakal memperlihatkan visi strategis keempat calon gubernur ini.

Apa parameter yang dipakai sebagai alat ukur pemilih? Sebelum tabulasi hasil pilkada diumumkan?

Dari sisi tour of duty, Fakhrizal lebih luas. Berhubung Indonesia tidak mengenal polisi lokal dan polisi federal, area tugas seorang anggota kepolisian adalah seluruh Indonesia. Perjalanan karir Fakhrizal menunjukkan itu. Migrasi menjadi bagian yang selalu ada dalam kehidupan seorang polisi. Berpindah tempat. Kesigapan selalu ada. Plus kecepatan. Yang lambat laun membentuk ketenangan dalam kewaspadaan. Tak geger budaya. Apalagi mental. 

Nasrul? Lama menjadi Aparatur Sipil Negara di Lampung. Bahkan sebelum menempuh pendidikan universitas. Berdinas di bidang kesehatan tentu membawa Nasrul dalam sejumlah penugasan lain, terutama dalam bentuk penataran atau pelatihan, baik di seluruh Lampung, maupun di daerah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun