Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pendekar Itu Profesi, Kependekaran Itu Ilmu!!!

29 November 2020   00:55 Diperbarui: 2 Desember 2020   04:42 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
#BukanUntukDitiru 

Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara yang saya pimpin sudah punya sejumlah kurikulum untuk menjadi seorang gerilyawan.

Apa itu gerilyawan?

Minimal punya pengetahuan standar tentang apa yang disebut sebagai kemerdekaan 100 persen. Kemerdekaan dari feodalisme, imperealisme, plus mistisisme. Feodalisme dalam artian dalam dan luas, tidak hanya dari sisi kepemilikan atas tanah, tapi sesuatu yang turun temurun lain, seperti genetika, julukan, gelar, hingga tempat di dalam masyarakat manusia sekarang dan nanti. Sejak kapan tali darah disembah, sebagai contoh, padahal anak-anak Adam dan Hawa sendiri sudah saling bunuh.   Sejak kapan superioritas ditentukan oleh warna kulit, apatah lagi jenis pilihan baju seseorang?

Relegiusitas tentu menjadi lentera dalam lanskap kehidupan seorang gerilyawan. Itu tidak semata dalam artian formal, tetapi holistisitas alias keseluruhan. Ketundukan seseorang tak dinilai dari seberapa banyak jumlah kerumunan yang melingkari, tetapi seberapa utuh, syahdu, dan sehat suasana kebatinan hingga fisiknya ketika menjalankan amanat-amanat Illahiyah. Sesuatu yang transendental, tak bisa diurai akal, ilmu, pengetahuan, apalagi hanya sekadar cuitan-cuitan atau oral-oral viral.

Nah, dalam kerangka itu, pertanyaan berikut adalah profesi seperti apa yang hendak dikembangkan oleh seorang Gubernur Sumatera Barat, apabila terpilih kelak?

Terus terang, saya lebih banyak pesimis, ketimbang optimis. Jika profesi itu dijawab lagi sesuai textbook yang ada dalam lingkaran otak dalam apa yang disebut pengetahuan umum, yakinlah bahwa yang didapat adalah gubernur yang birokrat, atau birokrat yang gubernur. Atau profesional yang gubernur, atau gubernur yang profesional. Bukan gubernur yang out of the box

Dari keempat calon yang ada, tentu saya berhak mengajukan penilaian. Nasrul Abit menurut saya memiliki sesuatu yang out of the box itu. Itu jika ia bicara sendiri, tidak diwakili oleh tim suksenya. Tak bicara juga sudah bisa dipelajari dari riwayat hidupnya. Pun apa yang hidup dalam riwayatnya

Ilmu tenaga dalamnya, jurus-jurus silatnya, energi pembelaan terhadap warga, hampir tak mengenal rasa takut. Walau, tentu ia adalah orang yang layak menjadi penakut, berhubung bekerja dalam bidang kesehatan masyarakat, bersandar kepada obat dan segala macam alat perlindungan diri. Tentu berbeda sekali ketika ia terjun ke publik.

Namun, saya tentu tak melihat apa yang saya bisa "raba" itu tersusun dengan rapi dan baik. Walau, sudah disampaikan dalam sejumlah laporan yang saya simak.

Singkat saja, profesi yang bisa dikembangkan Nasrul Abit seandainya kelak menjadi gubernur terpilih - walau di banyak survei ini sesuatu yang hampir mustahil - adalah  Ilmu Kepandekaan dan Julukan Pandeka sekaligus. Universitas Kepandekaan bisa saja dibentuk, tetapi minimal satu jurusan atau bidang studi. Tentu berikut kurikulum kependekaran.

Tugas kepandekaan di Ranah Minang dewasa ini menurut saya adalah segera menghapus julukan orang Minang sebagai sumber dari nilai-nilai intelektualitas dan sekaligus relegiusitas. Tanpa kepandekaran, nilai-nilai intelektualitas dan relegiusitas tak bakal bisa ditegakkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun