Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Arnes, Pasangan Anies?

6 November 2019   04:05 Diperbarui: 6 November 2019   05:46 4094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nasution dan Zulkifli Lubis adalah alumnus Sekolah Raja di Bukittinggi, satu almamater dengan Bung Hatta dan Tan Malaka. Seperguruan, satu ilmu, lalu berperang dalam dua pihak berbeda, bersama Simbolon, Ahmad Djambek dan lain-lain.

"Bermamaklah kalian ke Lubis, Simbolon, dan lain-lain!" begitu ucapan terkenal Bung Hatta, ketika menjawab permintaan PRRI untuk bergabung.

Bung Hatta adalah nasionalis tulen. Salah satu 'alasan politik' kehadiran PRRI adalah mengembalikan kedudukan Hatta sebagai Wakil Presiden RI. Hatta menolak setiap upaya pemberontakan. Bagi para tokoh lain yang sehaluan dengan Hatta, PRRI hanyalah "Perang orang Batak melawan orang Batak dan orang Jawa, bertempat di Alam Minangkabau."

Kakek saya barangkali bersikap seperti Hatta. Tak ingin terlibat. Diam dan mencatat dalam buku harian bertulis tangan yang indah. Kakek adalah pegawai perusahaan kereta api Belanda. Ia menjadi juru tulis. 

Namun, bagi ayah saya yang berusia 23 tahun ketika PRRI meletus, tentu berbeda.

Ayah adalah Sekretaris Partai Masyumi di daerahnya. Sebagai pengagum Mohammad Natsir, dengan Kapita Selekta-nya, darah ayah masih sangat menggelegak untuk ikut membangkang.

Usia Arnes berjarak tiga tahun dengan saya. Saya sudah lama mengenalnya. Ya, pada tahun-tahun ia memulai karier bisnis properti di Jakarta, setelah pulang dari luar negeri. Arnes, seperti Sandiaga Uno, adalah anak-anak Caltex, Rumbai, Riau.

Sejak di kampus, saya mengenal anak-anak Caltex sebagai warga kosmopolitan berkelas dunia. Saya beruntung, ayah memperkenalkan radio-radio berbahasa Inggris sejak kecil. 

Saya juga ikut berlangganan majalah berbahasa Inggris yang langsung dikirim dari Australia, karena beberapa kali mengisi quiz yang muncul di radio. Walau bukan anak Caltex, tapi setidaknya saya bisa bergaul jugalah dengan orang-orang seperti Arnes dan Sandi.

Entah bagaimana ceritanya, jalan kami bersimpang dalam lima belas tahun ini. Arnes, tentu sambil menertawakan saya dari kejauhan, terus merambah kehidupan bisnis di Jakarta. Namanya malang melintang di sejumlah perusahaan, terutama kelompok Plaza Indonesia. 

Dalam bingkai cerita ini, tetangga Arnes di Simprug, yakni Soetrisno Bachir dan Jeffrie Geovanie, malah masuk ke "ladang" saya: partai politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun