Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Nihil Sejarawan, Kabinet Masa Depankah?

30 Oktober 2019   16:48 Diperbarui: 31 Oktober 2019   06:32 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Maruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI via KOMPAS.COM))

Usia Kabinet Indonesia Maju (@KaInMaju) tepat seminggu. Prediksi sejumlah pihak terbukti. Haluan kapal @KaInMaju sesak, persis di sebelah ruangan nahkoda dan wakil nahkoda. 

Situs wikipedia memuat daftar. @KaInMaju dihuni 34 menteri, 12 wakil menteri dan 8 pejabat setingkat menteri. Total, termasuk jenderal aktif dan purnawirawan: 54 orang.

Dari daftar yang sudah dilantik, tidak terdapat sejarawan. Bisa jadi ada, misalnya pernah menempuh pendidikan sejarah atau ilmu sejarah. Berhubung riwayat hidup standar anggota kabinet tidak tersebar luas, tentu saya hanya mengira-ngira. Tanpa sumber primer yang otentik, yakni pengakuan atas riwayat hidup standar itu dari nama yang mengisi, terpaksa dicari sumber sekunder yang berceceran.

Saya pernah berharap Nusron Wahid menjadi sosok itu, setelah Brigjen Purnawirawan Prof Dr Nugroho Notosusanto, senior dan sekaligus dosen di Jurusan Ilmu Sejarah UI. Seiring harapan itu memudar, saya sumringah dengan sosok Hilmar 'Fay' Farid, senior saya dan Nusron yang sepuluh hari sebelum pelantikan @KaInMaju terpilih sebagai Ketua ILUNI FIB UI. Nama kampus bagi saya lebih kuat, ketimbang jabatan sebagai Pejabat Tinggi Madya di Kementerian Pendidikan.

Sejumlah junior dari kampus lain melakukan konfirmasi, "Benarkah Fay yang beredar lewat meme di media sosial adalah alumnus ilmu sejarah?" Saya pikir upaya itu dilakukan, setelah melihat Fay datang berbaju putih ke Istana Negara. 

Saya ucapkan selamat kepada Fay, tapi tak menemukan namanya dalam media online. Kalaupun Fay tak menjadi menteri, dalam hati saya bersorak lagi saat kran wakil menteri dibuka. Saya mengenal Fay bukan hanya di kampus. Ia sedang menyiapkan 'tabloid tandingan' Obor Rakyat di sebuah warung di Cikini, pada pilpres 2014.

 ***

Kenapa sejarawan penting? Tentu melihat tuah ke yang menang. Kehadiran sejarawan di Istana Raja atau Sultan dalam posisi menteri, sudah terjadi berabad-abad. 

Bahkan dalam serial Under World yang menyuguhkan pertarungan hidup mati Vampire versus Lycan, terdapat juga sosok sejarawan yang menjaga catatan kehidupan Vampire di daun lontar, barangkali.

Apa tugas sejarawan dalam posisi sebagai menteri? Dua hal utama: mengoreksi rencana kebijakan yang masih berupa visi - misi dan menulis kebijakan yang sudah dijalankan tanpa harus sesuai dengan kejadian nyatanya.

Sejarawan berada di sisi kanan singgasana Sultan atau Raja, dalam rapat-rapat kabinet yang digelar. Tentu demi kontinuitas atas eksistensi negara dalam mengarungi roda zaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun