Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Aufklarung dalam Mitologi Desa

19 Agustus 2019   17:59 Diperbarui: 20 Agustus 2019   18:32 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Renaissance di Eropa dimulai pada abad ke-14. Pengaruh renaissance berlangsung dari abad ke-14 hingga abad ke-17. Dengan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan saat itu, capaian renaissance sama sekali berbeda-beda pada masing-masing wilayah. Renaissance berlangsung dalam waktu yang tidak bersamaan. 

Bahasa alias linguistik sama sekali bukan medium utama dalam menyampaikan renaissance. Lukisan, seninpatung, pun arkeologi, adalah perantara yang banyak mendapatkan pengaruh/perhatian. 

Harga karya lukis abad itu jauh lebih mahal dibandingkan dengan syair-syair atau buku. Lukisan Leonardo da Vinci, misalnya, hingga kini tetap menjadi inspirasi para penulis.

Mitologi Yunani Kuno berkembang justru setelah era renaissance berakhir, yakni sekitar abad ke-18. Masa yang umum dikenal sebagai aufklarung. Penggalian filsafat Yunani Kuno dilakukan lewat kajian-kajian psiko-analisa dan perbandingan dalam ranah teologi. 

Sastra dan seni menjadi altar, sekaligus batang-batang sungai tempat mengalirnya ilmu pengetahuan baru. Lambat-laun, segala yang berbau Yunani dicarikan padanan lokal oleh para seniman, cendekiawan ataupun intelektual. Yang digunakan adalah metodologi berpikir, bukan hasil yang didapat.

Identitas-identitas yang berkembang menjadi nation. Identitas itu mampu digali, terutama di Britannia Raya, Jerman, hingga Perancis dan Russia. Filsafat Yunani hanya pintu masuk bagi aliran pemikiran yang lain. 

Ibarat sumur yang sudah berhasil digali, lalu memuncratkan air, ternyata mengalir ke ranah yang lain. Saling-silang pengaruh terjadi dengan sendirinya. Eropa sama sekali tak menjadi duplikat dari Yunani Kuno.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam waktu cepat berhasil melahirkan revolusi industri. Industrialisasi membutuhkan sumber-sumber energi yang didapatkan di negeri-negeri jajahan. 

Namun, lambat laun, revolusi industri menumbuhkan jarak antara kaum feodal (pemilik tanah), teolog (pemimpin agama) dan monarki (bangsawan), dengan kalangan borjuis yang kaya raya akibat penjelajahan dunia. Kalangan borjuis merasa hanya sebagai "budak ekonomi". 

Mereka memiliki kekayaan, bahkan menemukan dunia baru. Namun, ketika kembali ke tanah asal, mereka bukan bagian dari strata sosial yang tinggi. Mereka bukanlah kelas penguasa.

Revolusi industri berubah menjadi revolusi sosial-politik. Demokrasi adalah salah satu pemikiran yang langsung berkembang dengan pesat. Demokrasi yang bersinggungan dengan nasionalisme. Ibarat lahan yang disirami hujan, pemikiran tentang demokrasi dan nasionalisme ini berbuah kepada pembentukan nation-state. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun