Mohon tunggu...
Indradya Susanto
Indradya Susanto Mohon Tunggu... -

Orang baik-baik. Kerjanya nggak jauh dari buku. Sukanya backpacking, wisata kuliner, baca buku, dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Oseng-Oseng Mercon Jogja vs Bandung

23 April 2013   11:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Karena mulai banyak pesaing dan peniru, di spanduk warung oseng mercon Bu Narti pun tertulis: Pelopor No. 1 di Yogya."][/caption] Sewaktu masih tinggal di Jogja, saya cukup sering makan oseng-oseng mercon di warung Bu Narti di Jl. KH Ahmad Dahlan, dekat PKU. Sekarang pun, setelah bekerja di Bandung, setiap kali mudik ke Jogja saya selalu menyempatkan mampir ke sini—dimakan di tempat atau dibawa sekalian ke Bandung, asalkan besok paginya dipanaskan lagi. Saya biasanya beli seporsi oseng-oseng mercon dan iso goreng. Cukup bayar Rp 20 ribu untuk dua masakan itu, termasuk nasi. Dagingnya empuk dan rasanya jelas maknyus! Harganya juga tidak terlalu banyak berubah sejak zaman saya kuliah dulu. [caption id="attachment_249469" align="aligncenter" width="300" caption="Oseng-oseng Mercon Bu Narti"]

1366689623614291840
1366689623614291840
[/caption] Buat yang belum tahu, oseng-oseng mercon adalah masakan sandung lamur dan otot sapi yang diracik menggunakan resep pedas dari cabai rawit, plus ditumis dengan beberapa jenis rempah. Perbandingan untuk pedasnya, setiap daging 5 kg, cabainya 1 kg. Minyaknya pun berlimpah...hehehe! Bisa ditebak, rasa pedasnya cetar halilintar! Pas buat pemburu kuliner pedas. Di Jl. KH. Ahmad Dahlan ini juga saya lihat sudah ada 2-3 warung oseng-oseng mercon kaki lima selain milik Bu Narti, padahal dulu belum ada. Akankah oseng-oseng mercon menjadi kuliner khas Jogja selain gudeg? 
:P
:P
Sayang, saya belum sempat mencicipi warung-warung mercon lain di jalan yang sama itu. Ceritanya, warung Bu Narti ini adalah warung oseng-oseng mercon pertama di Jogja. Warung ini dirintis oleh ibunya yang mulai berjualan tahun 1960-an. Waktu itu, ibunya  memperoleh pemberian daging yang dicoba dimasak menjadi oseng-oseng yang pedas, lalu dijual dan ternyata laku. Bu Narti lalu meneruskan berjualan di jalan KH Ahmad Dahlan, dari jam 6 sore sampai jam 10 malam. Nah, ternyata, saking ngetopnya oseng-oseng mercon ini, di Bandung sekarang bermunculan beberapa warung oseng mercon. Bagaimana rasanya? Saya baru sempat mengunjungi tiga warung. Entah sekarang sudah ada berapa warung yang berjualan oseng mercon di Bandung. [caption id="attachment_249468" align="aligncenter" width="300" caption="RM Mekar Asih."]
13666889421584967527
13666889421584967527
[/caption] Mari kita kunjungi satu per satu. Yang pertama, RM Mekar Asih, Jl. Kalimantan, di belakang SMA 3. Lokasinya di halaman sebuah rumah. Begitu oseng mercon pesanan saya datang, pedasnya bahkan sudah menyengat hidung, padahal belum dimakan. Tapi, oseng mercon di sini beda sekali dengan Bu Narti. Di sini kok berkuah banyak, malah mirip semur. Soal pedas, okelah, memang menyengat. Tapi ya itu, yang saya dapat kok pedesnya doang. Nasi & oseng mercon dilepas seharga Rp 20 ribu. Selain mercon, warung ini juga menyediakan menu lain seperti nasi goreng, bebek goreng, oseng rudal bebek, mie goreng & godog, capcay, magelangan, dll. [caption id="attachment_249473" align="aligncenter" width="300" caption="Warung Plengkung Gading. Foto pinjem di: http://www.facebook.com/bakmipg"]
13666916691952395495
13666916691952395495
[/caption] Kedua, di Jl. Ciliwung, tak jauh dari Masjid Istiqomah. Nama warungnya Plengkung Gading. Kalau tidak salah, warung ini pindah dari Jl. Kalimantan. Ya, lokasinya sekarang ditempati RM Mekar Asih itu. Rasa oseng merconnya? Hmm...menurut saya sih biasa saja. Masih di bawah ekspektasi, walau rasa dan pedasnya mendekati Bu Narti. Tapi di sini juga masih banyak menu lain, seperti bakmi Jogja, bebek peking sambel goreng bawang, magelangan, dan bakmi godhog. Ketiga, Warung Oseng Mercon di Jl. Dipati Ukur. Ada juga cabangnya di Jl. Sarijadi, Jl Setiabudhi, dan Jatinangor. Ini gara-gara tak sengaja melihat situs www.osengmercon.com dan foto-fotonya yang menggoda. Warung ini berusaha kreatif dengan menghadirkan menu-menu lain yang mengandalkan rasa pedas atau olahan mercon, misalnya: iga bakar mercon, ayam bakar mercon, ayam goreng kremes, rawon setan, ayam bakar halilintar, dll. Khusus oseng merconnya...hmm, biasa saja. :) [caption id="attachment_249481" align="aligncenter" width="300" caption="Oseng Mercon Jl. Dipati Ukur."]
13666922621619058747
13666922621619058747
[/caption] Di sini dagingnya menggunakan kikil dan urat sapi. Pedasnya juga masih di bawah Bu Narti. Jadi, bagi saya kok kurang berkesan ya. Iga bakar merconnya lumayan. Pedasnya cukup bikin keringetan. Mungkin karena lokasinya dekat kampus, harganya masih terjangkau. Oseng mercon plus nasi bisa ditebus dengan harga Rp 18 ribu. Iga bakarnya Rp 25 ribu.

***

Ngomong-ngomong, gimana sih cara bikin oseng-oseng mercon? Salah satunya bisa dilihat di sini. Kalau mengintip resepnya, bikin oseng mercon sepertinya tak sulit-sulit amat. Tapi nyatanya, tiga warung oseng mercon yang saya coba di Bandung baru bisa menyamai pedasnya saja, tapi belum segurih dan senikmat masakan Bu Narti di Jogja. Kesimpulan sementara: oseng-oseng mercon di Bandung belum jadi tandingannya yang asli di Jogja. Itu kata lidah saya lho ya...hehehe! :) Atau, ada yang bisa memberitahu saya di mana oseng mercon yang enak di Bandung? Ingat, tetap makan sayur dan buah. Jangan pesta kolesterol melulu! :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun