Di dalam Al quran disebutkan bahwa hancurnya kelompok masyarakat atau negara selalu disebabkan oleh merosotnya akhlak. Di dalam buku-buku sejarah juga diceritakan bahwa hancurnya negara selalu disebabkan oleh merosotnya akhlak, kenyataan menunjukkan hancurnya seseorang selalu disebabkan oleh merosotnya akhlak, hancurnya suatu institusi misalnya koperasi,ospol,ormas juga oleh hancurnya akhlak.
Dari rincian itu jelas bahwa kunci keberhasilan menjalani kehidupan adalah akhlak. Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak, karena itu hakikat pendidikan ialah pembinaan akhlak.
Dalam bahasa awam akhlak ialah karakter, mengapa pendidikan nasional kita banyak yang gagal ? Karena pendidikan kita belum pernah fokus ke pembinaan akhlak atau karakter. Pendidikan kita selalu fokus ke pembinaan pengetahuan (kognitif) dan materi isi keterampilan kerja.
Entah dapat mimpi apa Menteri Pendidikan Nasional pada 02 Mei 2010 mencanangkan pentingnya pendidikan karakter (akhlak) sebagai salah satu fokus pendidikan nasional. Mengapa ? Apa selanjutnya yang sudah jelas ialah perhatian fokus pendidikan karakter (akhlak) sudah sangat terlambat, akhlak warga negara sudah betul-betul memprihatinkan. Tapi tekad Menteri Pendidikan ini tetap bermakna sekalipun sangat terlambat.
Pembinaan akhlak tidak banyak dapat dilakukan melalui jalan kognitif belajar pada para tokoh atau seperti para Nabi, kita mengetahui bahwa pembinaan karakter akan berhasil bila melalui bimbingan dalam bentuk peneladanan dan pembiasaan.
Semakin maraknya penyelenggaraan pendidikan sekolah khususnya pada lembaga atau instansi pendidikan sekolah formal yang belakangan ini merupakan fenomena yang menggembirakan. Akan tetapi, meningkatnya apresiasi terhadap keberadaan dan urgensi pendidikan sekolah juga menimbulkan dilema baru yang harus terselesaikan yaitu kemerosotan akhlak.
Perlu ditanamkan pola-pola pendidikan yang dapat membantu perkembangan sejak anak sejak dini agar tumbuh e berkembang secara wajar sebagai anak dalam aspek fisik, keterampilan,pengetahuan,sikap dan perilaku sosial. Guna mencapai perkembangan itu, pendidikan perlu menyiapkan program yang dapat membantu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Program yang dimaksudkan Menteri Pendidikan ialah salah satunya adalah program bimbingan dan konseling atau BK. Program BK yang disusun oleh lembaga formal, diharapkan dapat membantu perkembangan peserta didik.
