Mohon tunggu...
Indra Furwita
Indra Furwita Mohon Tunggu... Aircraft Engineer -

Aviation & Travel Enthusiast, juga berkarya di IG @FlightEnjoyneer.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tokek Gede dan Montok, Mau Beli?

7 April 2011   21:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:02 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_99372" align="alignright" width="288" caption="Tokek by http://lunjap.wordpress.com"][/caption]

Semalam (08/04/11) saya menangkap tokek besar yang cukup berat dan besar (montok). Mau beli? Simak dulu kisahnya.

Dini hari ini saya merasa menjadi sosok lelaki yang berbeda. Merasa lebih jantan dan bijak dalam memutuskan sesuatu, mampu ,membedakan mana yang terbaik dan buruk. Pertimbangan antara keuntungan, dosa juga perikehewanan. Hingga akhirnya saya susah tertidur karena masih terbayang-bayang pertanyaan, apakah selanjutnya saya akan mampu untuk tetap bersikap demikian?

Sebelumnya saya menemukan tokek berukuran cukup besar di dalam bak mandi. Karena teringat oleh pengalaman dan cerita yang berbedar kalau hewan ini menguntungkan, akhirnya saya tergiur untuk menangkapnya. Agak takut awalnya, karena konon daya lekat tokek ketika menempel pada kulit sangat besar hingga sukar terlepas. Maka kupersiapkan benar-benar segala sesuatunya. Bermodalkan kantung kresek dan sebuah keranjang kecil saya menangkapnya. Akhirnya berhasil dan sekarang tokek itu terkurung rapi di dalam kresek berwarna ungu dan tebal.

Senang rasa hati membayangkan keuntungannya, terlebih lagi jika saya perkirakan beratnya yang bisa mencapai 1-2 ons. Ukurannya besar dan jika saya amati kira-kira lebar tubuhnya sebesar  2 jari jempol, panjangnya 15-20 cm. Itu hanya sebatas perkiraan saya semata bisa lebih atau kurang. Terlintas dipikiranku untuk menjualnya, karena tidak tahu harga pasarannya maka kugunakan jasa Google. Ternyata oh ternyata harganya juga cukup fantastis untuk sebuah ketidaksengajaan. Untuk seukuran tokek tangkapan itu dihargai kurang lebih 1.5-2 juta rupiah. Walhasil saya kegirangan bukan kepalang.

Tapi setelah surut dari rasa senang yang teramat, saya merenung saat detik-detik tidur sembari memikirkan tokek tersebut. Timbul satu pertanyaan yang terus membesar. Apakah boleh saya menjual hewan itu? kembali kutelusuri di sini, ternyata hukum Islam mengharamkan hal tersebut. Segala bentuk pertimbangan serta pengecualiannya sudah dibahas bersama dengan dalilnya di sumber tersebut.

Saya sedikit berpikir panjang tentang apa yang harus aku putuskan. Jika saya menjualnya bisa saja saya membelikannya sesuatu atau bahkan membayar uang kuliah yang mendekati masa tempo. Kapan lagi saya bisa mendapatkan hal seperti ini? Namun, di sisi lain saya mencoba berbicara dengan hati nurani. Saya sudah sering menasihati orang-orang di sekitar saya tentang baik dan buruknya sesuatu. Pantaskah kiranya jika saya berbuat sebaliknya? Sedangkan dasarnya saya sudah tahu hukum jual belinya. Terkesan munafik memang, duit sudah di depan mata hanya menunggu difoto dan dikirim kepada calon pembeli maka uang pun mengalir. Tapi rasa takut saya dengan dosanya mengalahkan semua itu. Sudah cukup dosa-dosa sebelum ini saya perbuat, kini masih harus ditambah lagi dengan sesuatu yang nyata saya tahu hukumnya haram.

Sudahlah, kuputuskan untuk melepaskannya waktu itu juga. Saya yakin Tuhan memiliki jalan rahmat yang lain untuk memberikanku rezeki. Begitu semangatnya tokek itu setelah bebas mencari jalan petualangan. Biarlah dia hidup dan nantinya dapat berguna bagi manusia lain yang memang benar-benar membutuhkannya. Cukup saya berpesan selepasnya, "tolong sampaikan salamku pada Tuhan, bahwa saya sangat takut pada-Nya". Semoga saja tokek itu menyampaikannya. Amin...

Selamat pagi (04.00), semoga kisah malam ini bermanfaat untuk kita semua. Mari bergegas tidur, semoga mimpi indah bersama tokek itu menyertai. -hehehe-

Salam,

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun