Mohon tunggu...
Indra Furwita
Indra Furwita Mohon Tunggu... Aircraft Engineer -

Aviation & Travel Enthusiast, juga berkarya di IG @FlightEnjoyneer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anunya Sopir Angkot di-Doorr Polwan

8 Oktober 2011   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:12 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mini lagi ahhh.... Mini lagi.... (lagi nyanyi nih)

Membaca berita media mainstream akhir-akhir ini, ada satu berita yang menarik. Ya, menarik untuk dibaca dan dibahas setelahnya. Biasanya setelah membaca sebuah berita kita bisa menyimpulkan, "siapa nih yang salah". Tapi hati-hati dengan kasus seperti Rok Mini ini. Karena pembicaraan keduanya menyangkut moral, akhlak, dan hak asasi dalam hal ini fashion. Entah mengapa, seakan semua itu tidak pernah ditemukan titik temunya.

Pernah seorang Gubernur mencoba mengkritik, tapi ujung-ujungnya Ia mencabut perkataannya tersebut. Lawannya adalah wanita, mereka tidak mau dipersalahkan karena memakai rok mini. Tapi prialah yang seharusnya mampu menahan diri ketika melihat wanita memakai rok mini.

Sebagai pria normal saya akui memiliki perasaan dan pikiran yang berbeda ketika bertemu dengan cewek yang memakai rok mini dan tidak. Terkadang saya dan rekan-rekan yang melihat hal seperti itu, hanya bisa menuangkan uneg-uneg dengan menggelengkan kepala atau kalau tidak kita mengkritik mereka. Rasanya itu cukup membuat kami jauh dari balutan nafsu, merekapun tidak merasa tersinggung.

Sudah cukup masalah hot pant/rok mini. Beralih pada kasus pemerkosaan di dalam angkot, langkah pemerintah merazia angkot adalah salah satu jalan terbaik. Tapi ternyata efeknya dirasakan oleh mereka sopir angkot lain yang mencari nafkah di jalan yang benar. Sehingga pendapatan mereka drastis menurun. Kalau sudah seperti ini, keluarga di rumah makan apa? masih bisakah profesi sebagai sopir dipertahankan? AKibatnya jalan pintas pun dipilih, mencuri, merampok, dll.

Bagaimana kalau saya tawarkan solusi. Kita tahau bahwa para polwan kita memiliki paras yang cantik dan menarik. Saya dan juga Anda sempat tertarik bukan? Apalagi sopir angkot bejat. Apakah polisi tidak pernah memikirkan strategi agar memerintahkan beberapa anggota kepolisiannya dari jajaran polwan untuk menyamar menjadi penumpang? Saya yakin sebagai anggota kesatuan polisi, polwan juga memiliki strategi khusus menjadi intel atau mata-mata sehingga mampu melindungi dirinya dari perlakuan amoral.

Coba bayangkan kalau di angkot mereka beraksi seperti itu

Saya yakin metode tersebut mampu memberikan efek jera pada sopir angkot yang nekad berbuat demikian. Sederhananya sopir angkot merasa takut jika tiba-tiba yang mereka 'kerjai' itu adalah polisi. Mereka tentu akan belajar bahwa seorang rekannya sesama sopir angkot "di-DOOORRR'' anunya oleh anggota polwan karena berniat mesum. Siapa mau anunya di Dooorrrrr? Habislah riwayat.

Dari pada antara pria dan wanita saling bermusuhan dan melempar argumentasi yang tidak baik. Kasihan papa mama, ayah ibu di rumah yang sudah menikah dibuat dilema antara membela suami istri atau membela sesamanya. Tapi tentu tidak akan se-ekstrim itu jika solusi yang ditawarkan di atas bisa dilaksanakan dengan baik.

Saya tidak tahu banyak strategi macam apa itu. Tapi yang pasti teknisnya, polwan menyamar menjadi penumpang, sopir bodoh beraksi, polwan bereaksi dengan men-'dooorrr' anu mereka. Atau dengan komunikasi tertentu, polwan bekerja sama dengan kesatuannya untuk menjebak mereka-mereka sopir angkot seperti ini.

Yahhh, pada akhirnya hot pant hanyalah masalah kesadaran individu. Untunglah pacar saya tidak tertarik menggunakan hot pant.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun