Mohon tunggu...
Indra Andrianto
Indra Andrianto Mohon Tunggu... Guru - #MerawatIngat

Penulis Buku Kumpulan Opini #MerawatIngat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

28 Oktober: Mahasiswa dan Pemuda tetaplah jadi Anjay

29 Oktober 2020   19:34 Diperbarui: 29 Oktober 2020   23:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam judul tulisan ini pemuda saya kaitkan dengan kata Anjay yang perhari ini lagi trend sebagai kosa kata gaul dikalangan millenial,  bahkan anjay pun tidak bisa diterjemahkan dalam KBBI namun ada beberapa artikel bahwa Anjay adalah kata yang dibengkokkan dari kata "Anjing" namun saya rasa itu juga belum begitu bisa dikatakan benar,  karena anjay menjadi kata yang tidak memiliki pegukuhan makna (atau kata mati) sehingga sangat rentan sekali untuk ditafsirkan subjektif. Dikalangan millenial, anjay seperti kata yang sangat akrab dan penuh emosional dikalangan darah muda sebagai suatu keasyikan dalam berteman dan bergaul. Penulis pernah mendengar dan mengamati anak-anak muda diantaranya ketika si Pemuda jago berpuisi (anjay puisinya), si muda pakai baju branded (anjay bajunya), si doi dapat juara bla bla (anjay banget). Anjay seakan-akan seperti "Wah/keren/bagus". Mungkin pemuda hari ini khususnya para millenial sudah bosan memakai kata-kata yang baku (tapi ingat,  ada tempatnya penggunaan kata itu,  dan tidak berlaku disemua orang dan semua tempat apalagi kosa kata dipakai untuk menjawab soal ujian…)

Pemuda dan Mahasiswa tetaplah Anjay

Menjadi pemuda itu bukan hanya anjay di baju dan penampilannya saja, namun penting juga sikap kritis dan selalu subur dalam berkarya  atau dalam hal lain jadi pemuda jangan sampai mati kreativitas dan tetap bermental yang mampu menyurakan kebenaran dan tidak bertindak atas dasar pembeneran. hal tersebut menjadi hal terpenting dalam menentukan kemana arah kemajuan bangsa Indonesia kedepannya. Tahun ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan kejadian-kejadian aksi dikalangan kaum muda,  baik kelompok pemuda ataupun mahasiswa,  mereka serentak menentukan sikap dengan mengkritisi kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak memihak rakyat kecil,  secara tupoksi tentu sudah sangatlah tepat karena salah satu tugas Pemuda dan Mahasiswa adalah Agent of Social Control atau dengan kata lain mereka mempunyai tanggung jawabmenyuarakan/menyampaikan kebenaran, beberapa buku tentang pemuda  pasti akan bersepakat bahwa Pemuda dan mahasiswa itu adalah penentu keputusan karena kemampuan berpikir pemuda dan mahasiswa yang sangat segar dan cemerlang. 

tentunya juga semangat pemuda yang begitu tinggi (kita bisa refleksi kejadian tahun 1998 ketika pak harto lengser). Pemuda dan Mahasiswa dituntut mampu untuk mengontrol keadaan negara bukan untuk sekedar mengkritik, tetapi juga memberikan kontribusi yang riil untuk perubahan yang lebih baik (agent of social control). Sebagai kaum intelektual khususnya pemuda yang mahasiswa harus bersikap berani dan kritis, berani untuk mendobrak zaman ke arah kemajuan dan kritis terhadap kebijakan para pemegang roda pemerintahan.

Perhari ini bangsa Indonesia juga sedang dihadapkan pada masalah demoralisasi.  Benar yang dikatakan Presiden RI bapak Ir.  Joko Widodo bahwa mental kita perlu direvolusi (mental moral), namun muncul pertanyaan dibalik jargon seruan revolusi, yang mau di revolusi yang sebelah mana dulu, Rakyat or Pemerintah?  Disinilah tugas serta tantangan pemuda dan mahasiswa sebagai agent of Change sebagai penyeru perubahan mendapat tantangan ke-Anjay-annya untuk kearah yang lebih baik dan lebih pada memberikan suatu contoh yang baik atas sikap yang seharusnya dilakukan sesuai moral yang menjad nilai-nilai kebaikan bersama.  Penulis jadi ingat filsuf ternama bernama Socra (sapaan akrab penulis pada socrates)  bahwa hal yang tidak baik (berupa apapun) tidak akan pernah bisa kita berangus kecuali dengan kembali pada diri sendiri yang mencontohkan dark kebaikan tersebut maka dengan demikka hal tidak baik akan hilang dengan sendirinya jika semua orang mampu memperbaiki dirinya sendiri (berkaca diri untuk mengenal diri).

Tentunya dalam membenahi demoralisasi akan selalu bersinergi dengan tupoksi mahasiswa dan pemuda seperti yang pernah penulis temukan dalam tulisan jurnal (revolusi pendidikan) yang menjadi salah satu tugas penting pemuda dan mahasiswa yakni moral force atau kekuatan moral karena sangat besar pengaruhnya terhadap peradaban bangsa. Lalu mengapa harus moral force? Mahasiswa dan pemuda dalam kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. 

Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa dan pemuda adalah bagian dari masyarakat sebagai orang yang memiliki beragam ilmu pengetahuan, dimata masyarakat umum bahwa pemuda dan mahasiswa adalah orang yang anjay dengan idealisme dan kecerdasannya. Namun, sebaliknya dari anjay menjadi sikap yang anj**g bila peran pemuda dan mahasiswa yang satu ini telah banyak ditinggalkan dan banyak mahasiswa yang berorientasi pada kehidupan hedonisme (bodo amat penting saya senang). 

Pemerintah beberapa bulan lalu memberikan suatu aturan UU terhadap kata Anjay,  penggunaan kata Anjay untuk seseorang akan berindikasi pidana dan dibui, namun kalangan pemuda dan mahasiswa dengan keanjayannya justru memberikan feed yang bagus bahwa pemerintah jangan terpokus pada masalah yang tidak terlalu urgensi atau tidak bersubtansi dengan mengabaikan dan meninggalkan masalah-masalah yang besar yang terbengkalai dan bahkan sampai hari ini pemuda dan mahasiswa sangatlah antusias mengawal proses demokrasi. 

Penulis jika boleh berpendapat bahwa tindakan pemuda dan mahasiswa ntah benar atau salah,  namun berani menyampaikan suatu sikap kritis yang penulis rasa anjay banget bahwa betapa tidak relanya kaum pemuda dan mahasiswa jika rakyat tidak dilindungi dan disejahterahkan oleh jalannya demokrasi yang berlangsung. Hal ini juga bagian dari nilai-nilai refleksi semangat muda pada masa-masa Sukarni, Wikana dan Chairul Saleh.  serta bagian dinamika disetiap generasinya dalam dunia kepemudaan. Dengan semangat berpikir dan bertindak mampu menjadikan suatu power dalam diri bangsa Indonesia bahwa negara ini besar pengaruhnya yang terdapat pada kalangan para kaum muda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun