Mohon tunggu...
Indra Agusta
Indra Agusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - hologram-Nya Tuhan

Cantrik di Sekolah Warga, Suluk Surakartan dan Sraddha Sala

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stratum

1 Agustus 2020   00:19 Diperbarui: 1 Agustus 2020   01:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artinya di satu pihak stratum manusia diperlukan sebagai sebuah kerja besar dalam membangun sebuah tatanan besar sosial, mungkin dari lingkaran terkecil biasanya masih alamiah siapa memegang fungsi siapa, begitu lingkarannya sudah meluas diatas 100 orang saja misalnya sudah beragam kepentingan hadir didalamnya.

Fungsi-fungsi tak lagi optimal, jaman yang menjadikan komunitas sebagai sarana mencari panggung, kini dijadikan perlombaan bagi banyak orang untuk menduduki panggung-panggung tersebut.

Jika panggungnya memang sesuai dengan kapasitas dan hal-hal relevan yang sehari-hari dialami oleh sang subjek tak masalah tetapi panggung akhirnya justru dikuasai oleh sekelompok orang narsis yang ingin mencicipi kenikmatan dari pemujaan sebuah komunal.  Hal ini tentu sangat menjijikkan.

Tapi jika ditelisik ke belakang lagi, bukankah setiap kecenderungan manusia pasti akan punya sisi aktualisasinya yang lebih kongruen. Tidak melulu soal positif dan negatif seperti yang dicapkan sebagian orang berdasarkan standar etik, tetapi lebih kepada pengoptimalisasian kecenderungan.

Jika kecenderungan tersebut punya rumah yang tepat, bukankah akan maksimal, meskipun nanti disitu ada 'panggung' lagi, tetapi panggungnya sehat saling bertumpu pada lingkar yang sama, pada permasalahan yang sama dan saling mengasah satu sama lain untuk menemukan solusi yang bisa dikerjakan bersama.

Setiap stratum kemudian saling menguatkan, saling merangkul, saling mengisi, dan perlunya kesadaran untuk tahu diri dan tahu kapasitas, sehingga mau merelakan apa saja yang bukan dunianya, bukan kapasitasnya.

Selain itu juga memberi ruang bagi  benih-benih baru yang tumbuh, memberi banyak kesempatan bagi semua orang untuk mengoptimalkan apa-apa saja yang ditanam didalam dirinya, hingga terbingkai gambar besar sebuah idealitas yang diusung bersama.

Mungkin kita bisa mulai dari saling memberi ruang dan kesempatan, saling berbagi tanah supaya benih-benih tumbuh wajar terlepas apapun faktor personalitas dari sang biji karena memang demikian, sampai saat ini tidak ada yang bisa memilih dari progresi sebuah Kelahiran.

Stratum akan tetap ada, yang harus dilawan tentu adalah dominasi dan pemanfaatan sepihak atas stratum-stratum yang terjadi.

Semoga kedamaian dan kesejahteraan meliputi semua mahkluk.

Ruang Tapa, 31 Juli 2020

Indra Agusta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun