Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Preman Kambuhan

30 November 2021   16:36 Diperbarui: 30 November 2021   16:46 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang melangkah di jalanan basah (Foto: StockSnap Via Pixabay)

Demokrasi kerap dikritik sebagai sistem yang cacat. Katanya, dalam kondisi masyarakat yang sakit, bakal terpilih pemimpin pesakitan. Namun bila dipikir-pikir, dalam gerombolan penyamun, tidak pernah ada demokrasi. Pemimpinnya, pasti orang yang paling sadis. Mungkin, itulah awal mula istilah si raja tega.

Nanang Rudiansah, terkenal dengan julukan Namrud. Preman paling ditakuti di wilayah Pasar Maling. "Si Raja Tega" baru keluar dari penjara. Dan belum genap sebulan kembali ke masyarakat, ia sudah bikin gara-gara. 

Dua puluh sepeda motor dalam satu deret parkiran liar, mengalami bocor ban. Hingga omelan, umpatan, dan caci-maki, berhamburan dari pemiliknya. Petugas parkir jadi bulan-bulanan. Dan terpaksa, jasa parkir hari itu digratiskan. 

Bang Komar, jawara merangkap koordinator parkir, terpaku memandang para pengendara. Mereka berbondong-bondong, menuntun sepeda motor ke arah jalan raya. Dalam dadanya marah, dalam hatinya gelisah, "Siapa orang jahil yang tega melakukannya?"

"Bang Namrud baru keluar dari penjara, Bang!" Ucup yang kebetulan melintas, memberi petunjuk pada Bang Komar. 

"Di mana dia sekarang, Cup?" 

"Mau apa, Bang?" Ucup malah balik bertanya. 

"Perang, Bang? Bahaya!" lanjutnya. 

"Bukan, aku mau kasih setengah lahan parkir buat dia." 

Dahulu Namrud memang penguasa. Tak ada bisnis jalanan, yang tak memberikan jatah kepadanya. Dan bila ada yang berani menolak, maka nyawa urusannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun