Malam tadi, aku tiba di rumah dengan perasaan lega. Memberikan rezeki yang tersisa di kantung celana kepada istriku, Marni. Ia tersenyum dan mengucapkan syukur.Â
Marni memintaku untuk mandi air hangat, sebelum memberikan kecupan di kening anak-anak kami yang tengah tertidur lelap. Kemudian ia memeluk tubuhku yang lelah. Dan saat ini bukanlah mimpi.Â
Mentari mengintip dari balik jendela. Kubuka tirai dan membiarkan cahayanya masuk ke dalam. Menyambut hangat pagi dengan secangkir kopi. Dan senyum istriku, serta canda tawa anak-anak kami. Semua begitu sempurna. Hari yang cerah.Â
Dan hari ini terlalu indah untuk sebuah cerita buruk. Kisah tentang kekacauan yang terjadi, kusimpan untuk nanti. Toh, lebih baik Menikmati waktu bersama orang-orang tersayang. Menuang cinta dan kehangatan. Di sini. Di rumah ini.
Kemanapun, dan sejauh apapun kakimu dapat melangkah. Hatimu akan selalu tertinggal di rumah.
***
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian