Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Peran Pengganti

29 Juli 2021   11:00 Diperbarui: 29 Juli 2021   11:04 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pria berdiri di depan kobaran api (Foto: StockSnap Via Pixabay)

"Bukan! Hantu yang kamu maksud, adalah perbuatanmu di masa lalu!" ucap Barry, seraya berlalu. 

Barry membuka layar laptop, ia mencari berita lama tentang tragedi kebakaran dan pembunuhan satu keluarga di dusun Winangun. Mencari data korban. Menyusuri laman demi laman. 

"Keluarga itu tidak meninggal seluruhnya! Di saat kejadian, anak sulungnya tengah bekerja di Jakarta!"

Kirman memang bajingan. Namun untuk kasus yang tengah dihadapi, ia jelas tidak bersalah. Haruskah kasus lama ia ungkap kembali. Bukankah segala cara harus dilakukan. 

Meski melepaskan seorang penjahat keji dari jerat hukum di pengadilan, bukanlah sebuah prestasi. 

Barry tak mau mengelabui hukum, dan tidak pula menempatkan kliennya sebagai peran pengganti. Hanya karena, pembunuh sebenarnya belum terungkap. Namun kali ini, ia punya senjata pamungkas. 

"Akhirnya, sidang penghabisan!"

Kirman merasa gelisah, pikiran tak tenang. Ketakutan seketika muncul dalam hatinya. Dan Iapun menatap lirih pada petugas, yang melangkah tergesa-gesa ke arah sel untuk menjemput dirinya. 

Dua bulan dalam tembok derita, kini ia harus menghadapi sidang ketiga. Harapannya digantungkan pada lidah pengacara di ruang pengadilan. 

Pintu teralis terbuka, Kirman dipersilahkan beranjak. Dengan langkah gontai ia menyongsong petugas yang menanti di luar. 

"Aaaarghh!" 

Pekik kesakitan Kirman terhenti dalam bekapan tangan petugas. Hingga desis dari mulutnya tak terdengar lagi. Besi runcing masih menancap di leher yang bersimbah darah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun