Mohon tunggu...
Indra Darmawan
Indra Darmawan Mohon Tunggu... Administrasi - Reguler Citizen

Ciptaan Tuhan | Greedy for Knowledge | Peaceful Life Seeker | Author of My Life's Story

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Operasi Politik OTT Edhy Prabowo

28 November 2020   13:02 Diperbarui: 28 November 2020   15:27 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penulis ingatkan kepada Saudara pembaca yang budiman terhadap uraian ini. Di dalamnya penuh dengan sangka dan duga. Sekumpulan fakta yang disambung-rajutkan hingga memunculkan simpul-simpul sudut berpikir yang baru.

Yang bisa jadi Saudara Pembaca tidak setuju atau sepakat.

Oleh karena itu, bila Saudara pembaca budiman menganggap atau menemukan artikel ini penuh dengan dusta atau semisal. Atau lebih lagi berpraduga menghasut serta menimbulkan kebencian. Mohon Saudara pembaca tidak perlu meneruskan membaca.

Penulis hanya ingin mengungkapkan alternatif bacaan lain dari kejadian tertangkapnya Menteri KKP, Pak Edhy Prabowo (selanjutnya disebut EDP). Tentu Saudara pembaca bebas beropini bahwa bisa jadi tulisan ini mendasarkan pada teori konspirasi atau teori-teori politik lain yang sudah ditulis dan diajarkan di kampus-kampus. Maupun yang belum diajarkan karena masih dalam uji coba praktik oleh para aktor-aktor politik.

Konsolidasi Politik

Kita semua menyadari dan mengalami bahwa pemilu 2019 merupakan insiden politik yang sangat bipolaristik. Masyarakat terbelah dan bahkan membelah diri.

Tidak jarang satu keluarga timbul friksi dua kubu. Gegara pilihan politik yang berbeda. Boleh berbeda asalkan tetap bersama dalam damai. Kira-kira itu eja wantah daripada Bineka Tunggal Ika.

Tapi penulis melihat yang terjadi adalah Bineka, Tunggal Digdaya. Beraneka, tapi yang berkuasa harus satu. Sementara yang lain dianggap musuh. Karena musuh, mereka harus jatuh. Kita memasuki era yang sering disebut zero sum game. Ditambah dengan realitas pasca-kebenaran (post-truth).

Akibatnya Pak Jokowi (selanjutnya disebut JKW) kelimpungan meski sebagai petahana, tetapi masih "dengan beban." Memenangkan pemilu dan menjalankan roda pemerintahan termin kedua.

Atas dasar itulah, JKW merangkul semua elemen politik untuk menguatkan legitimasi politik kepemerintahan periode kedua.

Termasuk melakukan rekrutmen politik kepada lawan terbesarnya di Pemilu 2014, yaitu Pak Prabowo Subianto (selanjutnya disebut PBS). Penulis mengistilahkan dengan "rekrutmen politik," bukan "koalisi politik." Kenapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun