Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saat Tammy Abraham Mengutuk Tindakan Brutal Polisi

11 Oktober 2020   12:02 Diperbarui: 11 Oktober 2020   12:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tammy Abraham | Getty Images

Padahal beberapa waktu lalu, Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari sudah berjanji bakal ada tindakan reformasi di kepolisian. Namun namanya juga janji politikus, janji tinggal janji. Tak lama setelah berjanji seperti itu, tindakan SARS makin brutal kepada para pendemo.

Boleh gak pemain bola ikutan demonstrasi?

Demonstrasi merupakan aksi yang dilakukan masyarakat yang menginginkan adanya perubahan kebijakan dari pemerintah yang dianggap merugikan kepentingan umum. 

Seiring perkembangan teknologi, aksi demo tentu tidak sebatas dengan turun ke jalan dan orasi. Di sosial media dengan menyuarakan tagar dan membuat viral sesuatu, bisa juga disebut sebagai aksi demo.

Di beberapa kasus, demo secara virtual dengan mempopulerkan tagar bisa berdampak sangat ampuh. Mesir jadi salah satu contoh kasus nyata. Kembali ke persoalan soal boleh tidak seorang pemain bola ikutan demonstrasi, tentu jawabannya bisa menimbulkan pro kontra.

Sepak bola dianggap sebagian pihak tidak boleh bersentuhan dengan politik dan hal lain di luar lapangan hijau. Sementara pihak lain beranggapan bahwa sepak bola bisa menjadi media paling tepat untuk menyuarakan kondisi sosial politik yang tidak beres.

Sejarahnya, sepak bola hadir sebagai alat untuk kaum tertindas. Penelitian Simon Kuper dan Stefan Szymanski dalam bukunya Soccernomics menunjukkan, sepak bola Inggris tergantung pada pasokan pemain dari kelas buruh. Hanya 15 % pemain tim nasional Inggris pada piala dunia 1998-2006 yang berasal dari kelas menengah.

Jamie Vardy sebelum jadi bintang Leicester adalah buruh di pabrik alat-alat penyangga patah tulang. Di Indonesia, dalam  buku Ruth Mcvey dan Harry J.benda, bahwa sekitar tahun 1927 berdiri sebuah kesebelasan bernama LONA di Sumatera Barat (Sumbar) dan tepat di pasar Pariaman. Di kabarkan juga kesebelasan tersebut adalah berisi buruh pasar Pariaman, Sumbar.

Di belahan bumi lain, tepatnya di Argentina muncul klub sepak bola Atletico Libertarios Unidos pada 1908. Klub ini berdiri sebagai media untuk melawan pemerintah diktator.

Munculnya klub Atletico Libertarios Unidos merupakan bentuk nyata soal anarkisme sepakbola. Sedikit membahas soal anarkisme sepakbola. Gerakan ini mulai populer pada 1990 dan digagas oleh Gabriel Kuhn, seorang mantan pemain semi profesional yang kemudian alih profesi jadi pemikir gerakan anarkisme di Austria.

Kuhn sempat menyebarkan gagasannya soal Anarchist Football (Soccer) Manual. Dalam buku 'Soccer vs. the State: Tackling Football and Radical Politics' , Kuhn menolak sepakbola modern yang dianggap dikendalikan oleh kalangan menengah atas demi komersialisasi dan kepentingan kapital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun