Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bal-balan No, Pilkada dan Konser Dangdut Yes

29 September 2020   22:01 Diperbarui: 2 Oktober 2020   02:25 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sepak bola dan Pilkada | Football Tribe

Tak ada yang lebih mengecewakan bagi insan sepak bola nasional saat Mabes Polri memutuskan tidak memberi izin keramain untuk perhelatan Liga 1 dan Liga 2 yang rencananya bakal berlangsung awal Oktober nanti. Salahkah langkah Polri mengeluarkan izin tersebut?

Berkaca alasan pihak Polri tentu kita semua sepakat bahwa tidak ada yang lebih penting saat ini dari kesehatan dan keamanan bersama. Angka penderita Covid-19 masih mengkhawatirkan dan keputusan negara yang diwakili oleh polisi tersebut wajib diapresiasi.

Yang kemudian menimbulkan pertanyaan dari banyak pihak adalah mengapa perhelatan sepak bola harus ditunda (lagi) sedangkan di sisi lain konser dangdut di Tegal serta gelaran Pilkada boleh jalan terus? Tentu tidak apple to apple membandingkan ketiga hal tersebut.

Boleh dibilang untuk konser dangdut, negara kecolongan. Toh pelaku yang menyelenggarakan konser tersebut adalah wakil rakyat dan sudah meminta maaf. Si wakil ketua DPRD itu juga telah dijadikan tersangka oleh pihak kepolisian meski tak harus meringkuk di balik jeruji besi.

Sedangkan untuk gelaran Pilkada, pihak penyelenggara (KPU) sebenarnya juga menunda dari beberapa bulan lalu. Negara yang diwakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan juga sudah menekankan bahwa gelaran Pilkada nantinya tidak akan menimbulkan klaster baru Covid-19.

Keyakinan pria yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk memimpin penanganan covid-19 di sembilan provinsi prioritas tersebut sangat khas dengan pemikiran Menkes Terawan di awal kemunculan Covid-19 di Indonesia.

Kembali ke persoalan penundaan restart liga 1 dan liga 2. Ketum PSSI, Mochamad Iriawan menyebut bahwa kick-off hanya tertunda 1 bulan saja dan pihaknya akan berusaha agar di bulan November, kompetisi bisa kembali bergulir.

"PSSI memohon ditunda satu bulan, tentu mempertimbangkan situasi yang ada. Mulai November bisa selesai bulan Maret." ucap pria yang akrap disapa Iwan Bule tersebut, Selasa (29/9/2020).

Yang menarik tentu saja jika Indonesia memastikan urusan pemilu tetap dilanjutkan dan sepak bola dihentikan sementara. Di beberapa negara lain justru sebaliknya. Selandia Baru dan Hong Kong jadi negara yang menunda urusan pemilu. Bagaimana dengan sepak bola di dua negara tersebut?

Otoritas sepak bola Hongkong sudah memberi lampu hijau untuk Hong Kong Premier League bergulir. Tentu dengan rangkaian protokol kesehatan yang sangat ketat. 

Dikutip dari South China Morning Post, pihak pemerintah meminta semua stakeholder sepak bola Hongkong mematuhi protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun