Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Opa Riedl dan Lelucon Petinggi KPSI di Australia

9 September 2020   02:30 Diperbarui: 9 September 2020   08:03 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alfred Riedl | sakata.id

Sepak bola Indonesia kembali berduka. Setelah beberapa waktu lalu mantan pelatih timnas Indonesia, Henk Wullems meninggal dunia. Selasa, 8 September 2020, sepak bola Indonesia kembali ditinggal oleh salah satu pelatih asing terbaik yang pernah membesut timnas, Alfred Riedl.

Saat kabar mengenai Riedl meninggal dunia beberapa jam lalu mulai dibicarakan warganet di halaman sosial media, saya mencoba menghubungi mantan asisten Riedl di timnas, Wolfgang Pikal. Mantan pelatih Persebaya itu membenarkan kabar duka tersebut.

Ia mengatakan belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut sampai istri Riedl, Jola menghubunginya pada hari ini, Rabu, 9 September 2020. Pikal jelas sangat sedih dan berduka dengan kabar ini. Ia menyebut bahwa Riedl adalah sosok manusia dan pelatih hebat.

Alfred Riedl lahir di Wina, Austria pada 2 November 1949. Kariernya di sepak bola dimulai saat ia bermain di ATSV Teesdorf. Posisinya penyerang. Bakat sepak bolanya membuat klub Austria, FK Austria Wina sodorkan kontrak profesional kepadanya pada 1967.

FK Austria Wina tak salah merekrut Riedl. Dari rentang waktu 1967 hingga 1972, Riedl catatkan 58 gol dari 98 pertandingan. Torehan gol ini membuatnya direkrut klub Belgia, Sint-Truiden pada 1972. Jupiler League atau Liga Belgia jadi kompetisi di mana bakat Riedl sebagai striker haus gol terlihat.

Dua musim di klub tersebut, ketajaman Riedl tak luntur. Ia mengoleksi 33 gol dari 56 pertandingan. Pada 1974, ia pun direkrut oleh klub Belgia lainnya, FC Antwerp. Kembali ia catatkan jumlah gol lebih dari 20 gol, tepatnya 34 gol disumbang Riedl selama bermain di FC Antwerp.

Bersama Antwerp, ia pun sukses meraih gelar top skorer Liga Belgia musim 1974-75 dengan catatan 28 gol. Butuh empat tahun kemudian torehan 28 gol Riedl disamai oleh pemain Erwin Albert saat jadi top skorer Liga Belgia musim 1978-79.

Singkat cerita setelah pensiun dari sepak bola, Riedl alih profesi sebagai pelatih. Wiener Sport-Club jadi klub pertama yang diasuh Riedl. Sempat melatih Austria pada 1990 hingga 1991, Riedl mencoba peruntungan dengan menjadi pelatih di Vietnam pada 1998. Ini untuk kali pertama Riedl melatih negara di luar Eropa.

Di Vietnam, nama Riedl pun harum. Sebelum Park Hang-seo terkenal seperti saat ini di Vietnam, Riedl yang membangun pondasi sepak bola Vietnam. Prestasi itu yang membuat Indonesia meliriknya.

Riedl baru mau melatih Indonesia pada 2010, setelah setahun sebelumnya melatih di Laos. Di 2010 inilah, publik Indonesia dibuat kagum dengan gaya dan metode kepelatihan Riedl.

Meski hanya menjadi runner up di Piala AFF 2010, masyarakat sepak bola Indonesia menganggap Riedl memiliki visi misi jelas untuk membangun sepak bola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun