Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Perang Hancurkan Sepak Bola di Yaman

19 November 2018   18:36 Diperbarui: 19 November 2018   19:05 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion 22 May | yemenpost.net

Yaman berada di grup D bersama Iran, Irak, dan salah satu wakil Asia Tenggara, Vietnam. Sekedar informasi, Timnas Indonesia tak dapat mengikuti Piala Asia 2019 disebabkan Kualifikasi Piala Asia 2019 tahap pertama disatukan dengan Kualifikasi Piala Dunia 2018 ronde kedua. Sialnya ketika tahapan kualifikasi tersebut dimulai, PSSI tengah disanksi FIFA sehingga Timnas Indonesia dicoret.

Masuknya Yaman ke Piala Asia 2019 jadi salah satu prestasi tertinggi timnas negara ini setelah menjadi Yaman bersatu, sebelumnya pada 1976 tim Yaman Selatan sempat jadi peserta Piala Asia edisi ke-6. Hasil membanggakan tersebut tak lepas dari usaha seorang Abraham Mebratu.

Ia adalah pelatih Timnas Yaman berkebangsaan Ethiopia yang sudah mengenal sepakbola Yaman sejak 2012. Sayangnya Mebratu tidak akan mendampingi Yaman di Piala Asia 2019 karena kini ia membesut Timnas Ethiopia. Usaha dari Membratu memompa semangat skuat Yaman memang jadi salah satu kunci negara ini bisa lolos ke Piala Asia 2019.

Di luar urusan taktik, motivasi dan faktor psikilogis memang jadi senjata paling pamungkas untuk melatih sebuah tim seperti Yaman. Selain itu, kerja keras Mebratu selama bertahun-tahun juga ditopang oleh kerja-kerja profesional federasi sepakbola Yaman.

Sadar bahwa di kondisi negara seperti itu, FIFA bisa saja memberikan sanksi seperti kasus di Irak dan Kuwait, orang-orang di federasi sepakbola Yaman bekerja secara profesional. 

Mereka misalnya berusaha untuk tetap netral dengan sama sekali tidak memihak kepada pihak yang bertikai. Fokus mereka tetap bagaimana program sepakbola berjalan di Yaman. Programnya pun tak muluk-muluk yakni sepakbola bisa dimainkan dengan selamat.

"Kadang kami harus bekerja sama dengan pasukan Houthi, pasukan koalisi, atau pasukan pemerintah. Itu demi pertandingan sepakbola berlangsung aman bagi pemain dan para penonton," kata salah satu pejabat federasi sepakbola Yaman.

Bahkan lobi dari pejabat di federasi sepakbola Yaman bisa membuat pasukan Houthi dan pasukan pemerintah memberikan izin untuk menggelar satu turnamen sepakbola di daerah yang mereka kuasai. Sejumlah turnamen diadakan agar para pemain Yaman bisa mendapatkan jam terbang seperti turnamen Jaafar Mohammed Saad atau turnamen Mayor Jenderal Ali Nasser Hadi.

Hasilnya dari turnamen tersebut ialah muncul sejumlah pesepakbola muda Yaman yang cukup berpotensi membuat timnas negara ini kuat di masa mendatang. Para pemain muda Yaman ini bahkan sempat mewakili Yaman U-16 di sejumlah kompetisi di Malaysia baru-baru ini. Selain itu, Timnas Yaman U-23 ikut berpartisipasi di babak kualifikasi Piala Teluk 2019.

Hasilnya memang minor, dari tiga pertandingan di babak kualifikasi Piala Teluk 2019, Yaman tak mampu meraih satu pun kemenangan. Kalah dari Qatar 0-4, kalah 0-1 dari Bahrain, serta dari Irak dengan skor 0-3. Meksi begitu setidaknya federasi sepakbola Yaman sudah membuktikkan bahwa program mereka untuk sepakbola terus berjalan tetap berlangsung.

Mulai dari meningkatkan kualitas tim senior, membuat kompetisi untuk menambah jam terbang, hingga menggenjot barisan para pemain muda mereka untuk disiapkan beberapa tahun mendatang jadi program federasi Yaman yang begitu 'nendang' meski di tengah kehancuran dan kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun