Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Perang Hancurkan Sepak Bola di Yaman

19 November 2018   18:36 Diperbarui: 19 November 2018   19:05 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion 22 May | yemenpost.net

Aqlan, Ghazi atau sejumlah pemain Yaman lainnya mungkin masih cukup beruntung karena masih memumpuk asa bahwa suatu hari nanti mereka bisa bermain sepakbola seperti sebelum tanah airnya diguncang perang. 

Namun tidak bagi pesepakbola Yaman lainnya yang memilih untuk ikut angkat senjata. Tercatat sejumlah pemain Yaman tewas terbunuh karena ikut konflik bersenjatan ini seperti Ali Gharaba dan Abdullah Aref yang tewas ditangan pasukan Houthi. Ada juga pesepakbola bernama Abdullah Al Bezaz yang tewas ditembak di depan rumahnya.

Bagi mereka yang berkonflik di Yaman, termasuk para pasukan Houthi serta pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, sepakbola juga menjadi sasaran mereka. Pasalnya mereka paham hanya lewat sepakbola sebuah bangsa bisa bersatu tanpa memandang perbedaan. Maka tak mengherankan sejumlah stadion di Yaman mengalami nasib sama seperti di Irak serta Suriah jadi sasaran bom.

Salah satu stadion di Yaman yang sekarang kondisinya begitu miris akibat jadi sasaran bom ialah Stadion May 22 yang sempat menjadi tempat pertandingan Piala Teluk 2010. Stadion yang terletak di Aden dan berkapasitas 30 ribu tempat duduk ini hancur lebur dibombardir pesawat jet pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Stadion 22 May | yemenpost.net
Stadion 22 May | yemenpost.net
"70 persen stadion sudah hancur lebur, hanya beberapa blok beton yang masih tersisa akibat aksi bom tersebut," kata salah satu pejabat kementerian olahraga Yaman seperti dikutip dari sarayanews.com

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi juga membombardir markas klub Al Entelaq yang berlokasi di Lahij. Sejumlah bangunan stadion hancur lebur, sejumlah properti stadion juga dijarah setelah bom dijatuhkan. Nasib berbeda justru dialami oleh klub Al Tilal, stadion mereka dijadikan markas untuk pasukan Houthi.

"Pawa awal perang, pasukan Houthi menjarah empat bus milik klub dan mengambil alih markas klub sebagai salah satu pusat komando mereka," kata jurnalis olahraga Yaman, Najeeb Al-Mahboub.

Stadion dijadikan markas pasukan juga terjadi di Stadion Al Meraissi dan sejumlah stadion lain di Yaman. Tidak cukup itu saja, penderitaan sepakbola di Yaman akibat perang juga dirasakan oleh para jurnalis olaraga disana. Abdulrahman Aqeel, salah satu wartawan olahraga Yaman mengatakan bahwa dirinya sempat jadi sasaran pasukan Houthi.

Aqeel cukup beruntung pasalnya ia tidak sampai harus mendekam di dalam bui karena faktanya sejumlah wartawan olahraga lain seperti bbad Al-Jaradi dan Qassem Al Beaissy saat ini masih mendekam di penjara pasukan Houthi.

Ada juga jurnalis olahraga lainnya sepeti Fathi bin Lazraq yang ditahan dan mengalami penyiksaan oleh tentara UAE yang jadi bagian dari pasukan koalisi Arab Saudi. "Mereka mengambil semua kamera dan komputer. Ada lebih dari 200 wartawan yang mengungsi di berbagai belahan dunia, termasuk Ma'rib, Hadramaut (di Yaman), Riyadh (di Arab Saudi), dan di Yordania, Mesir, dan Malaysia." kata salah satu jurnalis, Majid Al-Tayyashi.

Meski berada di kondisi hancur lebur seperti itu, harapan selalu dihidupkan para pemain Timnas Yaman. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari capaian Timnas Yaman yang lolos ke ajang Piala Asia 2019 di UEA pada 05 Januari 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun