Di buku berjudul Jas Merah, Sisi Lain Sepakbola Nasional karya Deni Rinaldi dan rekan-rekan disebutkan bahwa, "Penunjukan R. Maladi sebagai Ketua Umum PSSI pada 1950 juga dinilai untuk melicinkan kekuatan poros Jakarta-Beijing pasca Perang Dunia"
Namun lagi-lagi, Maladi pun memiliki nasib serupa dengan Saelan saat ini. Dianggap 'bukan siapa-siapa'.
Cerita kepahlawanan lain juga datang mantan Karnah Sukarta, peraih medali perunggu di Asian Games 1958 Tokyo dari cabang cabang atletik nomor lempar lembing.
Kisah kepahlawanan Karnah berakhir miris. perjuangan Sukarta yang mengharumkan nama negaranya yang baru 'lahir' tersebut berakhir dengan tuduhan dan fitnah keji yang berujung pada hancurnya Karnah, tidak hanya sebagai seorang atlet tapi juga sebagai seorang manusia.
Karnah dituduh menerima suap tak lama setelah prestasi membanggakan itu. "Karnah menyatakan bahwa apa yang telah diterimanya itu berupa uang, tidak ada hubungannya dengan keolahragaan, akan tetapi semata-mata karena dia sebagai murid yang terlantar hidupnya," tulis majalah Aneka, 20 Oktober 1959.
Tidak itu saja, ia juga kemudian dituduh sebagai bagian dari PKI. Karnah diketahui memang sebagai seorang yang mengagumi Soekarno. Rumahnya di Bandung dibakar, rumah tangganya berantakan, ia diceraikan oleh sang istri, dan terakhir ia mendekam di penjara selama setahun di Kebonwaru.
Kabar terakhir soal Karnah kemudian membuat heboh, pasalnya ia kemudian berganti jenis kelamin menjadi laki-laki dan berganti nama menjadi Iwan Setiawan. Pada 2007, Kementerian Pemuda dan Olahraga memberi bantuan uang dan rumah kepada Karnah alias Iwan Setiawan dan beberapa mantan atlet berprestasi Indonesia lainnya.
Dari seklumit cerita kepahlawanan para atlet di masa lampau, atau banyak cerita kepahlawanan para atlet di era saat ini, masih layakkah usulan Cak Imam soal penghargaan pahlawan nasional untuk mereka?
Jika sekadar penamaan tentu bisa menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat. Para atlet ini pun sepertinya akan menolak gelar tersebut. Kemenpora pun belakangan mempopulerkan istilah untuk para atlet berprestasi ini dengan sebutan pahlawan olahraga.
Tapi mari sedikit menengok langkah sejumlah negara di dunia yang memberikan gelar pahlawan nasional untuk para atlet berprestasi mereka. Venezuela misalnya.
Atlet anggar mereka Ruben Limardo mendapat gelar pahlawan nasional usai menyumbang medali emas Olimpiade London 2012. Medali emas Limardo merupakan yang kedua bagi Venezuela. Emas pertama diraih petinju kelas terbang ringan, Francisco Rodriguez pada 1968 silam.