Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terpilihnya "Hawkeye" sebagai Pengganti Lopetegui di Real Madrid

30 Oktober 2018   10:42 Diperbarui: 30 Oktober 2018   11:52 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santiago Solari | gettyimages

Sosok pemanah handal di film Avengers, Clint Barton bukanlah pemeran utama. Ia hanya seorang manusia biasa, agen S.H.I.E.L.D sangat terpercaya yang hanya memiliki senjata busur semata. Kekuataannya tak seperti Thor dengan mjolnir, palu ajaib yang dapat menciptakan kilat dan halilintar.

Tokoh fiktif yang dikenal dengan sebutan Hawkeye ini juga tak memiliki peralatan canggih seperti Tony Stark dalam balutan kustom robotnya. Hawkeye juga tak memiliki perisai cakram seperti Captain America yang bisa melindungi dirinya dari serangan musuh.

Modal Hawkeye semata busur dan kemampuan bela dirinya. Meski begitu peran Hawkeye cukup vital, setidaknya hal tersebut bisa kita lihat di film The Avengers yang rilis 2012. Kemampuannya mampu mengalahkan para armada Chitauri yang datang ke Manhattan, Amerika Serikat lewat lubang cacing yang dibuka oleh Loki.

Aksinya bersama Natasha Romanoff setidaknya membuat ia seperti manusia hebat diantara para dewa yang tengah bertarung tersebut. Seklumit gambaran ini cukup relevan dengan seorang Santiago Solari, sosok pelatih anyar Real Madrid yang menggantikan Julen Lopetegui.

Solari sudah tak asing bagi suporter Real Madrid. Ia menjadi bagian dari Real Madrid saat klub ini dikenal dengan sebutan Los Galaticos. Solari gabung ke Real Madrid setelah di musim terakhirnya bersama tim tetangga, Atletico Madrid mengalami kekecewaan.

Atletico Madrid pada musim 1999/2000 harus terdegradasi ke Divisi Segunda. Beruntung Real Madrid kemudian mengaktifikan klausul pembelian kepada dirinya. Ia pun hijrah ke Bernabeu di saat Florentino Perez kala itu tengah membangun El Real dengan kekuatan para pemain bintang 5. Kasarnya Solari ke Real Madrid hanya untuk jadi ban serep.

Solari sadar bahwa kedatangnnya ke Bernabeu hanya jadi pemain pengganti. Pasalnya di skuat Real Madrid kala itu, Vicente del Bosque sudah memiliki gelandang lain yang lebih jempolan jebolan Anfield, Steve McManaman. Jika ia kemudian ditempatkan sebagai gelandang serang, del Bosque tak memiliki opsi untuk memainkan skema tersebut.

Pada musim 1999/2000, del Bosque lebih senang menempatkan dua gelandang sayap kanan dan kiri, kanan ada Figo, sedangkan kiri McManaman. Analoginya, Figo ibarat Captain America, dan McManaman bak Iron Man, tentu saja jika Del Bosque ialah seorang Nick Fury, ia akan lebih memilih dua pahlawan super itu untuk melawan Chitauri, dibanding bertaruh menempatkan Solari yang hanya manusia 'biasa' sebagai andalan.

Pada musim selanjtunya, berharap akan ditempatkan sebagai gelandang serang, Real Madrid malah membeli Zinedine Zidane. Maestro Prancis ini tentu jadi nyawa untuk permainan Real Madrid bersama si pengkhianat dari Nou Camp, Luis Figo.

Meski begitu Solari tetap mendapat tempat, malah ia memiliki caps cukup banyak dibanding Zidane pada musim 2001/02, secara keseluruhan pemain kelahiran Rosario itu bermain 40 kali, 7 kali lebih banyak dibanding Zidane dan 2 kali lebih banyak dibanding McManaman.

Hal ini menjadi bukti bahwa hadirnya Solari bukanlah ban serep semata. Bukti ketangguhan dan pentingnya Solari sebenarnya bisa terlihat saat ia menjadi starting line up saat Real Madrid bertemu Bayer Leverkusen di final Liga Champions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun